Harga BBM Naik, Demokrat: Pemerintah Seolah Tak Memikirkan Ekonomi Rakyat Kecil!
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Partai Demokrat Sartono Hutomo menyebut bahwa pemerintah tidak lagi peduli dengan kegiatan ekonomi rakyat yang menggeliat. Hal tersebut dia maksud untuk merespons kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang disahkan oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu (3/9/2022) kemarin.
Dia menilai keputusan pemerintah menaikan BBM sangat mendadak dan membawa dampak domino yang luas. Dia menyebut, banyak para pengendara yang secara tiba-tiba mesti menyesuaikan diri dengan kenaikan harga yang ditetapkan sekitar pukul 14.30.
"Mengenai waktu kenaikan ini, pemerintah seolah-olah tidak memikirkan kegiatan ekonomi yang sedang berjalan di akhir pekan. Biasanya kenaikan harga BBM dilakukan di pergantian hari untuk mempermudahkan adaptasi dari kenaikan harga. Ini di siang hari mendadak. Bayangkan rakyat kecil seperti sopir angkot, sopir truk, dan lain-lain yang di tengah perjalanan harus menyesuaikan," kata Sartono dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/9/2022).
Baca Juga: Jokowi Naikkan Harga BBM, Ustaz Hilmi Enggan Bersuara: Nanti Dibilang Ustaz Provokator
Dengan naiknya harga BBM, Sartono menyebut akan ada pengaruh pada daya beli masyarakat yang disusul dengan naiknya angka inflasi dan harga bahan pangan. Dia juga menyebut, kenaikan harga BBM akan memengaruhi aktivitas jual-beli bahan pokok seluruh kelas masyarakat.
"Penahanan belanja masyarakat akan berimbas pada permintaan industri manufaktur yang berpotensi terpukul dan serapan tenaga kerja terganggu hingga akhirnya target-target pemulihan ekonomi pemerintah tidak sesuai target yang dicanangkan," katanya.
Sartono juga menyebut bahwa fraksi partainya telah lama bersuara menolak kenaikan harga. Kendati begitu, dia menyebut bahwa pemerintah abai terhadap suara tersebut. Dia menilai mengabaikan suara rakyat setara dengan mengabaikan kesejahteraan.
Lebih lanjut, Sartono mengatakan bahwa sebelumnya pemerintah sempat menurunkan harga pertamax turbo sebagai imbas dari turunnya harga minyak dunia ke level US$80. Berdasarkan hal tersebut, dia menilai bahwa permasalahan ini menjadi serius jika kelak minyak dunia turun lagi, bagaimana sikap pemerintah kemudian.
"Kami akan terus mendorong pemerintah meningkatkan kemampuan penyaluran subsidi BBM agar semakin tepat sasaran dan meminimalkan kebocoran yang ada. Kenaikan bukanlah solusi yang dikehendaki rakyat," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Rosmayanti