Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tergiur Diskon, Negara-negara Asia Buru Minyak dari Rusia, Indonesia Apa Kabar?

Tergiur Diskon, Negara-negara Asia Buru Minyak dari Rusia, Indonesia Apa Kabar? Kredit Foto: Reuters/Anton Vaganov

Adapun perusahan BUMN China semakin banyak menggunakan Yuan dibandingkan dolar AS untuk membiayai pembelian minyak dari luar negeri.

Impor minyak mentah dari AS ke India meningkat tajam pada akhir 2021 dan awal tahun ini, tapi kemudian turun lalu meningkat tipis.

Baca Juga: Jokowi Naikkan Harga BBM Saat Harga Minyak Dunia Sedang Turun, Yan Harahap: Kesulitan Hidup Rakyat Bukan Urusan Mereka

Meskipun impor dari Rusia ke India mengalami peningkatan, India juga melakukan pembelian minyak mentah dalam jumlah besar dari negara-negara Timur Tengah, terutama Irak dan Arab Saudi.

China juga melanjutkan untuk membeli minyak dari Timur Tengah, Angola, dan Brazil. Namun, pada Juli, Rusia tetap menjadi pemasok utama selama tiga bulan berturut-turut.

Bagaimana dengan Indonesia?

Dalam unggahannya, sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, sempat menyinggung opsi pemerintah membeli minyak mentah dari Rusia.

"Saat ini teman-teman di sektor keuangan lagi ngitung-ngitung. Kita harus tegas, untuk tidak pro terhadap salah satu negara," kata Sandiaga dalam akun Instagramnya.

Dalam unggahan yang sama, Sandiaga juga mengatakan pemerintah memperhitungkan risiko sanksi dari Barat dan AS.

Opsi membeli minyak mentah dari Rusia juga sempat disampaikan anggota DPR Komisi VII, Syaikhul Islam.

"Kalau ada tawaran harga crude Rusia yang lebih murah 30%, kenapa tidak diambil? Dan kita berharap dengan adanya crude yang murah itu, tidak ada kenaikan BBM," kata Syaikhul dalam rapat kerja dengan Menteri ESDM, Arifin Tasrif, Rabu (24/8/2022).

Namun saat itu, Menteri Arifin Tasrif tidak menjawab secara rinci tentang pertanyaan mengenai opsi pembelian minyak dari Rusia.

Namun, sejumlah kalangan mengatakan terdapat risiko negatif ketika Indonesia memutuskan membeli minyak dari Rusia, seperti sanksi dari Barat dan Amerika Serikat. Hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap hampir 11% ekspor Indonesia ke AS, seperti minyak sawit, dan kayu.

Pada 2021, minyak mentah yang menyokong Indonesia sebagian besar berasal dari Arab Saudi (4,42 juta ton), Nigeria (3,92 juta ton) dan Australia (1,41 juta ton), berdasarkan Badan Pusat Statistik.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: