Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Upah Buruh Stagnan Saat Harga BBM Naik, Said Iqbal: Pemerintah Seenaknya, Tak Punya Hati!

Upah Buruh Stagnan Saat Harga BBM Naik, Said Iqbal: Pemerintah Seenaknya, Tak Punya Hati! Kredit Foto: Andi Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Ketua Partai Buruh Said Iqbal menyebut bahwa naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berakibat pada meningkatnya inflasi yang melebihi hitungan Litbang dan Partai Buruh.

Sementara itu, kata Said, upah minimum tidak naik karena UU Omnibus Law. Dia menilai, bahwa urungnya kenaikan upah buruh disebabkan oleh kebijakan Omnibus Law yang telah ditetapkan beberapa tahun lalu.

Baca Juga: Belum Lama Naikkan BBM, Jokowi Langsung Kena Getahnya!

"Secara bersamaan, upah minimum, upah kita semua termasuk kawan-kawan, itu tidak naik berturut turut akibat Omnibuslaw. Omnibuslaw lah penyebab upah tidak naik berturut-turut. Bahkan ditengah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM, Menteri Tenaga Kerja dengan seenaknya tanpa ada hati dan pikiran mehya yang ada kenaikan upah tahun 2033 menggunakan PP nomor 36 tahu 2021," kata Said pada wartawan, Selasa (6/9/22).

Dengan begitu, Said menilai bahwa tidak akan ada kenaikan upah para buruh. Jelas baginya inflasi akan naik 7 sampai 8 persen meski prediksi dari Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut inflasi akan berada di 6,8 persen, terutama kenaikan harga sewa rumah.

"Harga sewa rumah itu naik berkisar 50 ribu kemudian juga ongkos transportasi dan juga yang paling angka meningkat tajam inflasi makanan itu 11,5 persen dengan kenaikan tembus di angka 15 persen. Harga-harga barang pokok akan naik di 15-20 persen, padahal konsumsi kita kelas pekerja adalah di situ," katanya.

Said menilai bahwa pemerintah tidak memikirkan para nelayan dan petani. Dia juga menilai bahwa 600 ribu bantuan yang digelontorkan untuk setiap orang, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam sebulan.

"Petani, nelayan buruh ini yang enggak dipikirkan oleh pemerintah. Bantuan 600 ribu itu hanya gula-gula atau dengan kata lain hanya diberikan empat dalam sebulan itu berarti 150 ribu rupiah per bulan itu pun untuk yang berupah 3.500.000 per bulan ke bawah, itu gula-gula," katanya.

Selain itu, Said juga menyebut bahwa yang paling terdampak adalah masyarakat yang melakukan kegiatan urban. Sebab, kata Said, para kaum urban mesti membawa sewa rumah dan ongkos kendaraan.

Baca Juga: Kaget BBM Subsidi di Indonesia Naik, Harganya Spontan Disorot Media Asing!

"Pengguna Litbang Partai Buruh dan KSPI mencatat, pengguna sepeda motor dan angkot solar bersubsidi dan pertalite dan BBM bersubsidi itu 120 juta adalah motor. Jadi siapa yang dibilang itu orang kaya yang memakai BBM bersubsidi? Kok nyalahin orang kaya, orang kaya itu pakai pertamax, atau solar dex," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: