Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Stagflasi?

Apa Itu Stagflasi? Kredit Foto: Antara/Abriawan Abhe
Warta Ekonomi, Jakarta -

Stagflasi adalah siklus ekonomi yang ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dan tingkat pengangguran yang tinggi disertai dengan inflasi. Pembuat kebijakan ekonomi menemukan kombinasi ini sangat sulit untuk ditangani, karena upaya untuk memperbaiki salah satu faktor dapat memperburuk faktor lainnya.

Stagflasi telah berulang kali terjadi di negara maju sejak krisis minyak tahun 1970-an. Majalah Forbes berpendapat bahwa periode stagflasi kemungkinan terjadi pada tahun 2022 karena pembuat kebijakan ekonomi akan menangani pengangguran di AS terlebih dahulu, baru kemudian menangani inflasi.

Baca Juga: Apa Itu Web3?

Istilah stagflasi pertama kali digunakan oleh politisi Inggris Iain Macleod dalam pidatonya di depan House of Commons pada tahun 1965, saat tekanan ekonomi di Inggris. Dia menyebut efek gabungan dari inflasi dan stagnasi sebagai "situasi stagflasi".

Istilah ini dihidupkan kembali di AS selama krisis minyak tahun 1970-an, yang menyebabkan resesi yang mencakup lima kuartal berturut-turut pertumbuhan PDB negatif. Inflasi berlipat ganda pada tahun 1973 dan mencapai dua digit pada tahun 1974. Pengangguran mencapai 9% pada Mei 1975.

Sebagai akibat dari Depresi Hebat dan naiknya ekonomi Keynesian, para ekonom menjadi sibuk dengan bahaya deflasi dan berpendapat bahwa sebagian besar kebijakan yang dirancang untuk menurunkan inflasi cenderung meningkatkan pengangguran, sementara kebijakan yang dirancang untuk menurunkan pengangguran meningkatkan inflasi.

Munculnya stagflasi di negara maju di akhir abad ke-20 menunjukkan bahwa ini tidak terjadi. Stagflasi adalah contoh yang bagus tentang bagaimana pengalaman dunia nyata dapat bertentangan dengan teori ekonomi dan resep kebijakan yang diterima secara luas.

Sejak saat itu, inflasi telah terbukti bertahan bahkan selama periode pertumbuhan ekonomi yang lambat atau negatif. Dalam 50 tahun terakhir, setiap resesi yang dinyatakan di AS telah mengalami kenaikan tingkat harga konsumen dari tahun ke tahun.

Hingga hari ini, penyebab stagflasi tidak benar-benar diketahui. Satu teori menyatakan bahwa stagflasi disebabkan ketika kenaikan tiba-tiba dalam biaya minyak mengurangi kapasitas produktif perekonomian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: