Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setelah 70 Tahun, Wajah Ratu Elizabeth II bakal Digantikan Raja Charles III, Begini Caranya

Setelah 70 Tahun, Wajah Ratu Elizabeth II bakal Digantikan Raja Charles III, Begini Caranya Kredit Foto: Antara/Chris Jackson/Pool via REUTERS
Warta Ekonomi, London -

Dari lagu kebangsaan hingga uang kertas, koin, perangko, kotak pos, dan paspor, banyak aspek kehidupan di Inggris dan sekitarnya akan berubah seiring bertakhtanya Charles.

Nama lembaga di seluruh Inggris dan wilayah Persemakmuran akan berubah dengan wafatnya Ratu Elizabeth II. Tak hanya itu, gambar kepala pada mata uang dan sandinya pada lencana juga akan diganti dengan raja yang baru.

Baca Juga: 70 Tahun Naik Takhta, yang Ditinggalkan Ratu Elizabeth II Kerasa Banget buat Dunia, Ini Buktinya

Dilansir dari AFP, gambar kepala raja baru akan mulai terpampang pada koin dan uang kertas di Inggris. Sejumlah mata uang pun ikut terdampak, termasuk bagian depan koin dolar Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Karibia Timur.

Sementara itu, negara dependensi Inggris, seperti Jersey, Guernsey, dan Isle of Man, semuanya memiliki uang tersendiri, begitu juga wilayah seberang laut Gibraltar, St. Helena dan Kepulauan Falkland. Pasalnya, dahulu pada tahun 1936, selama 326 hari pemerintahan Raja Edward VIII, koin percobaan telah diciptakan, tetapi ia turun takhta sebelum koin untuk sirkulasi publik dicetak.

Seperti halnya koin, semua perangko Inggris menampilkan kepala raja dengan menghadap ke arah kebalikan dari penguasa sebelumnya. Sandi kerajaan 'EIIR' (Elizabeth II Regina) juga harus diubah pada kotak pos baru. Lambang di helm polisi juga akan berubah.

Lagu kebangsaan Inggris pun menjadi 'God Save the King' dengan lirik versi laki-laki. Perubahan ini digadang-gadang akan menarik perhatian banyak orang di awal karena belum pernah dinyanyikan sejak tahun 1952.

Ini juga menjadi lagu kebangsaan di Selandia Baru dan lagu kerajaan di Australia dan Kanada.

Selain itu, teks di sampul bagian dalam paspor Inggris harus diperbarui karena diterbitkan menggunakan istilah 'Her Majesty' (Yang Mulia yang merujuk pada perempuan).

"Sekretaris Permohonan Negara Yang Mulia (Her Majesty) memohon atas Nama Yang Mulia (Her Majesty) semua orang yang berkepentingan agar mengizinkan si pembawa lewat dengan bebas tanpa izin atau halangan, dan agar memberi bantuan dan perlindungan yang mungkin diperlukan si pembawa," bunyi dokumen tersebut.

Teks serupa juga terpampang di dalam paspor Australia, Kanada, dan Selandia Baru.

Sementara itu, saat bersulang setia kepada kepala negara dalam pertemuan formal, kata-kata yang diucapkan berubah dari 'Ratu' menjadi 'Raja'. Di Kepulauan Channel, ucapan untuk bersulang tak resmi berubah dari 'La reine, notre duc' menjadi 'Le roi, notre duc'.

Nama-nama pemerintah mendiang ratu, Departemen Keuangan dan Bea Cukai juga harus diubah.

Pembukaan parlemen negara bagian akan menampilkan pidato raja bertakhta yang menguraikan agenda pemerintah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: