- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Pemerintah Naikkan Harga BBM, Ekonom: Salah Langkah, Inflasi Bisa Terjadi Berbulan-bulan
Langkah pemerintah untuk melakukan penyesuain harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan nonsubsidi beberapa hari lalu dinilai bukan sebagai keputusan yang tepat.
Pengamat ekonomi dan energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan, keputusan untuk menaikan harga BBM khususnya pertalite dan solar saat ini tidak tepat sama sekali.
"Karena pertalite itu sangat besar sekali penggunanya, jadi itu pastinya akan memicu inflasi, menurunkan daya beli, dan dapat memperburuk pertumbuhan ekonomi. Yang paling menderita itu orang miskin dan rentan miskin," ujar Fahmy saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Jumat (16/9/2022).
Baca Juga: BLT BBM Dinilai Mampu Jaga Daya Beli Masyarakat
Fahmy menilai seharusnya pemerintah menggunakan opsi pembatasan dibandingkan dengan menyesuaikan harga BBM.
Pembatasan tersebut menurutnya dapat dilakukan dengan menentukan konsumen yang diperbolehkan membeli pertalite dan solar.
"Meski pemerintah menggunakan opsi pembatasan dengan menetapkan konsumen yang boleh membeli pertalite dan solar itu sepeda motor, angkutan umum, itu yang dicantumkan dalam Perpres 191 Tahun 2014, di luar itu seperti mobil pribadi harus migrasi ke pertamax," ujarnya.
Menurutnya, hal tersebutlah yang lebih masuk akal dilakukan di tengah alasan pemerintah di mana 70 persen dari pengguna BBM subsidi salah sasaran.
"Karena masalah yang dihadapi kan sesungguhnya 70 persen penyaluran BBM salah sasaran untuk pertamax, kalau masalahnya di situ dicari gampangnya menaikkan harga tidak tepat, jadi mestinya dibatasi dulu," ungkalnya.
Lanjutnya, bantuan yang diberikan oleh pemerintah tidak memadai karena jumlahnya terbatas dan waktunya juga terbatas. Sementara inflasi akibat kenaikan harga BBM akan berlangsung cukup lama.
"Bantuan tidak memadai karena jumlahnya terbatas, coverage-nya juga tidak mampu menjangkau seluruh orang miskin maupun rentan miskin, kemudian juga waktunya terbatas, sementara inflasi bisa berbulan-bulan jadi tidak membantu sama sekali," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti