"Terkait dengan peningkatan literasi, Badan Bahasa telah melakukan berbagai program dan kegiatan yang langsung dirasakan oleh masyarakat, antara lain penyediaan bahan bacaan untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK. Pembinaan Bahasa kepada Lembaga pemeritah dan nonpemerintah, serta perluasan penggunaan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif merdeka," ungkap Hafidz sebagai putra asli daerah Purbalingga.
Hafidz menambahkan bahwa pada tahun 2022 Badan Bahasa telah mencetak 500 judul buku dengan oplah sebanyak 12.159.182 buku yang disebarkan ke 7.609 satuan Pendidikan di wilayah 3T. Di samping itu, tidak hanya mengirimkan buku-buku ke sekolah, namun juga dilakukan pendampingan kepada para guru untuk dapat memanfaatkan buku-buku tersebut agar dapat meningkatkan literasi dan pembelajaran di sekolah.
Baca Juga: Gandeng Huawei Indonesia, Kemendikbudristek Berdayakan Talenta Muda Melek Digitalisasi
Balai Bahasa Jawa Tengah, sebagai unit pelaksana teknis di daerah, juga telah melakukan terobosan dengan menggelar bimbingan teknis dan rapat koordinasi dengan penggerak literasi, bengkel sastra bagi generasi muda dalam penulisan cerita pendek, puisi dan cerita anak. Bengkel literasi bagi penggerak literasi di kalangan guru juga dilakukan melalui penerbitan antologi cerita anak hasil karya guru.
Peningkatan peran Perpustakaan
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah IX Provinsi Jawa Tengah, Dwi Yuliati Mulyaningsih, menyampaikan pentingnya tugas pustakawan untuk mengelola, mendesain, menata ruang-ruang perpustakaan yang ada di sekolah agar bisa menjadi ruang rekreasi yang menyenangkan bagi anak didik.
"Bapak dan Ibu harus berimprovisasi, berinovasi, dan berkreasi, agar perpustakaan bisa menjadi tempat rekreasi, sehingga menimbulkan dampak positif yaitu anak akan memanfaatkan peran perpustakaan sebagai sumber belajar bagi mereka," ungkap Yuliati.
Yuliati menambahkan bahwa selain peran pustakawan, salah satu upaya untuk menumbuhkan minat baca bagi siswa harus dimulai dari keluarga. Orang tua berperan penting dalam menumbuhkan semangat membaca anak-anak sejak dini.
Baca Juga: Mendikbudristek Dorong Generasi Muda Kuasai Soft Skills Majukan Peradaban Dunia
"Jangan sampai buku-buku itu hanya menjadi koleksi yang masih tersimpan rapi. Ini menjadi tantangan kita. Bapak dan Ibu perlu menjadi contoh. Kalau perlu, rumah Bapak dan Ibu menjadi perpustakaan bagi keluarga di lingkungannya," lanjutnya.
Seminar Literasi Nasional juga menghadirkan nara sumber dari Bank Indonesia yang menyampaikan materi literasi finansial, serta Ketua Ikatan Perpustakaan Indonesia (IPI) Jawa Tengah yang memaparkan pentingnya perpustakaan sebagai pusat literasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas