Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Hanya dengan Vaksin, Tangkal Wabah PMK Perlu Diperkuat Inovasi Teknologi

Tak Hanya dengan Vaksin, Tangkal Wabah PMK Perlu Diperkuat Inovasi Teknologi Kredit Foto: Antara/Ardiansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi IV DPR Endang Setyawati Thohari mengingatkan agar Kementerian Pertanian untuk mengembangkan potensi lokal melalui inovasi teknologi agar Indonesia mampu bertahan dari segala wabah penyakit yang berdampak pada ketahanan pangan.

Pasalnya, ia menyayangkan wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) merebak kembali di Indonesia. “Pemerintah harus turun tangan karena ini sudah merupakan wabah nasional. Sudah 100 tahun kita bebas dari PMK, lalu datang kembali dengan tidak disadari. Jadi kita ini seperti kurang melindungi apa yang ada. Kenapa ini terjadi? Karena inovasi teknologi itu rendah,” tutur Endang usai mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik ke KPBS Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kemarin.

Menurut Endang, Kementrian Pertanian belum memaksimalkan sumber daya manusia yang dimilikinya. Seperti, belum diberdayakannya 1000 peneliti yang memiliki pendidikan doktoral.

Menurutnya, Kementan akan mampu berkontribusi pada inovasi teknologi pangan jika didukung anggaran sekaligus insentif layak.“Sebelumnya, saya sudah 32 tahun bekerja untuk Kementerian di bawah naungan Badan Litbang Pertanian itu. Anggaran untuk Balitbang hanya 5%. Padahal, di situ ada 1000 doktor. Padahal, doktor itu bisa diberdayakan untuk melahirkan inovasi teknologi,” jelas dia.

Di sisi lain, Endang mendorong pelaksanaan kegiatan inventarisasi ternak di seluruh Indonesia. Kegiatan ini, baginya, menjadi krusial karena menjadi pondasi untuk pengembangan ketahanan ternak di Indonesia. Dari sudut pandangnya, inventarisasi ternak tersebut harus melibatkan berbagai lapisan profesi terkait.Sehingga ia berharap inovasi yang dilakukan nantinya sesuai dengan kearifan lokal.

“Sehingga potensi lokal pun bisa dikembangkan. Ada penyuluh. Ada peneliti, dan lain-lainnya maka harus saling bekerja sama-sama dengan sesuai pertimbangan kearifan lokal setempat,” pungkas Endang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: