Bukan Kesalahan Polisi, Ade Armando Jabarkan Penyebab Tragedi di Stadion Kanjuruhan yang Tewaskan 125 Orang
“Mereka sombong bergaya preman, menantang merusak dan menyerang. Gara-gara merekalah tragedi itu terjadi,” jelas Ade.
Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Serius Usut Tragedi Kanjuruhan
Menurut Ade, ketika polisi menggunakan gas air mata itu adalah tindakan sesuai protap.
“Ketika mereka harus mengendalikan kerusuhan yang mengancam jiwa, memang akibat gas air mata para penonton berlarian panik dan sialnya pada saat mereka hendak keluar stadion, ternyata panitia belum sempat membuka pintu keluar,” kata dia.
“Akibatnya terjadi penumpukan penonton, saling dorong saling injak itulah menyebabkan tragedi terjadi,” tambahnya.
Baca Juga: Pemerintah Beri Santunan untuk 125 Ahli Waris Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan Sebesar Rp15 Juta
Menurutnya pula, yang jadi pangkal masalah adalah suporter Arema yang sok jagoan melanggar semua peraturan dalam stadion dengan gaya preman masuk ke lapangan.
“Dalam pandangan saya, polisi sudah melaksanakan kewajibannya. Polisi misalnya sejak awal sudah meminta agar jadwal pertandingan dimajukan menjadi pukul 15.30 tapi pihak panitia berkukuh jam pertandingan tetap 20:00 WIB” katanya.
Polisi juga sudah meminta agar jumlah penonton dibatasi sesuai kapasitas Stadion dalam hal ini panitia ternyata nakal kapasitas penonton hanya 38.000 sementara tiket ini cetak mencapai 42.000 bahkan diduga penonton yang masuk melampaui angka itu.
“Jadi sebenarnya ada over capacity, karena itu saya merasa polisi sudah melakukan hal-hal yang diperlukan yang jadi masalah adalah kelakuan suporter Arema,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty