WE Online, Jakarta - Kerja sama produsen otomotif Malaysia, Proton dan PT. Adiperkasa Citra Lestari masih berupa kemitraan antarswasta, dan pemerintah belum berencana untuk melibatkannya dalam pengembangan industri mobil nasional, kata Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
"Itu belum ada tanda tangan kesepakatan kerja sama (untuk pengembangan mobil nasional). Isinya baru nota kesepahaman bisnis dan bisnis," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof A. Chaniago di Jakarta, Senin (9/2/2015).
Menurut dia, kehadiran Presiden Joko Widodo dalam penandatanganan "MoU" antara Proton dan Adiperkasa, --yang dimiliki penasihat tim transisi, A.M Hendropriyono--, pada Jumat (6/2) lalu, tidak memiliki tendensi tertentu.
Presiden Joko Widodo juga telah menegaskan bahwa kehadirannya dalam acara penandatanganan itu sebatas memenuhi undangan dari Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad, yang kini menjadi Chairman Proton, dan undangan Perdana Menteri Malaysia, Dato Sri Mohammad Najib Tun Abdul Razak.
"Dalam kunjungan keenegaraan, di negara yang dikunjungi biasanya memang menyiapkan program tertentu," ujar Andrinof.
Namun, Andrinof tidak menutup kemungkinan jika kerja sama antara Proton dan Adiperkasa di kemudian hari, dapat menjadi penggerak industri mobil nasional. "Pemerintah hanya mendorong terjadinya kerja sama antarswasta. Tapi kalau itu nantinya menjadi program mobil nasional, harus ada kebijakan pemerintah, nah pemerintah belum bicara kesitu," ungkap dia.
Untuk mengembangkan mobil nasional, menurut Andrinof, pemerintah juga tidak membatasi untuk bekerja sama dengan negara-negara tertentu saja. Meski, Adiperkasa sudah bermitra dengan Proton, pengembangan industri mobil nasional juga tetap membuka pintu bagi negara lain yang ingin berpartisipasi. "Ini boleh kerja sama dengan pihak siapa saja, yang penting ini untuk kepentingan nasional," kata dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan pengembangan industri mobil nasional harus mengoptimalkan peran dan sumber daya dari dalam negeri. Kemudian, industri tersebut harus dapat berkontribusi untuk meningkatkan ekspor non migas dengan mengandalkan bahan baku lokal, serta menyediakan lapangan kerja dalam jumlah yang besar.
"Mobil nasional mungkin bisa masuk ke agenda tersebut, namun yang jelas hal itu sama seperti kita sekarang produksi kapal nasional," ujar dia.
Penandatanganan MoU antara Proton dan Adiperkasa dilakukan Jumat (6/2/2015) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement