Kisah Orang Terkaya: Idan Ofer, Miliarder Israel yang Penuh Kontroversi
Ofer juga pernah menjabat di Dewan Penasihat Synergy Ventures dan Aspect Enterprise Solutions. Ia adalah investor di Better Place, sebuah perusahaan mobil listrik yang bangkrut pada Mei 2013.
Pada tahun 2014, ia mendirikan Kenon Holdings sebagai spin-off dari Israel Corporation. Ini adalah perusahaan induk yang berfokus pada bisnis yang berorientasi pada pertumbuhan industri otomotif dan energi. Perusahaan ini mewarisi beberapa investasi yang sebelumnya dipegang oleh Israel Corporation, seperti Qoros yang merupakan proyek bersama dalam kemitraan dengan Chery Automobile yang memproduksi mobil untuk pasar 'muda, berpikiran internasional' di China.
Investasi lainnya termasuk Zim Integrated Shipping Services dan IC Power. Selain itu juga termasuk Inkia Energy, perusahaan energi Peru dan anak perusahaan dari IC Power. Sementara itu, Israel Corporation mempertahankan investasi di Kilang Minyak dan Bahan Kimia Israel.
Ofer menjabat di dewan penasihat Dewan Hubungan Luar Negeri dan Dewan Dekan Sekolah Pemerintahan John F. Kennedy di Universitas Harvard. Bersama Richard Branson dan yang lainnya, dia adalah salah satu pendiri Carbon War Room, sebuah wadah pemikir tentang perubahan iklim yang berbasis di Washington, D.C. Meski seorang Israel, tetapi The Financial Times mencatat Ofer sebagai seorang liberal.
Setelah kematian ayahnya pada tahun 2011, ia mewarisi setengah kekayaan ayahnya dan koleksi seni modern. Oleh karena itu, pada tahun 2013, ia adalah orang terkaya di Israel.
Sayangnya, Ofer termasuk miliarder yang dipenuhi kontroversi terkait lingkungan. Ia mendapat kecaman di Israel karena pindah ke London lantaran pertimbangan pajak, dan karena polusi dari pabrik kimianya. Ia juga dikecam karena gaya hidupnya yang mewah.
Pada tahun 2014, ia diduga membayar perusahaan spionase Israel Black Cube untuk melacak informasi tentang Menteri Keuangan Israel Yair Lapid dan pejabat pemerintah lainnya dalam upaya untuk mempengaruhi kebijakan pajak.
Pada tahun 2021, ia termasuk sebagai pengusaha dengan 6 perusahaan teratas dalam daftar merah Kementerian Perlindungan Lingkungan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: