Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menlu: Presidensi Indonesia di G20 merupakan Presidensi Tersulit, Tapi Forum G20 Tidak Boleh Gagal!

Menlu: Presidensi Indonesia di G20 merupakan Presidensi Tersulit, Tapi Forum G20 Tidak Boleh Gagal! Menlu Retno | Kredit Foto: Martyasari Rizky
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi menyebut Presidensi Indonesia di G20 tahun ini merupakan Presidensi yang paling sulit karena dunia saat ini sedang mengalami multipel krisis.

Dalam kondisi yang extra-ordinary tingkat kesulitannya ini, Retno menilai pembahasan di dalam forum G20 harus dilakukan dan diperlukan adanya inovasi dalam pembahasannya, atau cara-cara baru agar pembahasan tidak terhenti begitu saja.

Baca Juga: Jadwal KTT G20 Makin Dekat, Putin Belum Dapat Dipastikan Kehadirannya karena...

"Pandemi belum tuntas, perang di Ukraina tensi geopolitik, dan juga terjadinya krisis pangan energi dan keuangan. Sudah pasti diskusi di dalam KTT sebagaimana terjadi pada pertemuan G20 tingkat menteri, dan bahkan di pertemuan multilateral lain akan penuh dengan dinamika, itu sudah pasti akan terjadi," ujar Menlu Retno dalam media briefing, di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jakarta, Kamis (13/10/2022).

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan diselenggarakan 32 hari lagi di Bali, yaitu pada 15-16 November 2022. Retno mengaku saat ini persiapan terus dilakukan, baik dari persiapan logistik hingga persiapan substansinya.

Baca Juga: 4 Wilayah Ukraina Gabung Rusia, Kemenlu Ungkap Kabar Para WNI

"Di dalam kondisi normal saja negosiasi di G20 tidak pernah mudah, apalagi dalam kondisi seperti saat ini, di mana posisi negara benar-benar terdapat gap yang cukup lebar antara satu posisi dengan posisi yang lain. Sehingga dapat dibayangkan tingkat kesulitan saat ini seperti apa. Itu faktanya," lanjut Retno,

Retno menyampaikan, tugas Indonesia sebagai presiden G20 tahun ini adalah mengelola agar dinamika yang sangat luar biasa tersebut tidak merusak seluruh bangunan G20. 

"It is not about the presidency itself, tetapi Indonesia justru berpikir panjang. Berpikir untuk dunia, bahwa G20 tidak boleh gagal, karena G20 hasil kerjanya ditunggu oleh masyarakat dunia. Jadi sekali lagi G20 tidak boleh gagal," tegas Retno.

Di masa sulit seperti saat ini G20 adalah salah satu dari sedikit forum ekonomi dunia yang masih dapat bekerja merespons krisis global yang terjadi saat ini. 

Baca Juga: Jelang Puncak KTT G20, KSP Ajak Pemda Gencarkan Demam G20

"Taruhannya terlalu besar jika G20 gagal, karena sekali lagi, menyangkut nasib dan kesejahteraan miliar dan penduduk dunia, terutama di negara berkembang. Oleh karena itu Indonesia terus mengajak negara anggota G20 untuk menunjukkan tanggung jawabnya kepada dunia. keberhasilan G20 bukan di tangan 1 atau 2 negara, tetapi berada di tangan seluruh anggota G20," lanjutnya.

Selanjutnya, Retno menyampaikan, jika Indonesia ingin dikatakan sebagai negara yang besar, maka tanggung jawabnya pun juga besar, dan tanggung jawa itu harus ditunaikan dengan baik. Hal itu merupakan pesan yang terus disampaikan Indonesia kepada negara-negara anggota G20.

Baca Juga: Ancaman Nyata Bagi Umat Manusia Dibongkar Menlu Retno, Nggak Main-main Lihat Banyaknya Hal ini!

Indonesia terus berkomitmen agar G20 menghasilkan kerja sama konkret yang tidak saja berguna bagi anggotanya, tetapi juga untuk dunia, terutama bagi negara berkembang.

"Extra effort terus kita lakukan, di luar negosiasi formal komunikasi terus kita jalankan kita jalin dengan semua, satu per satu dan dalam semua tingkatan," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: