Perang Nasdem Vs PDIP Makin Panas Usai Anies Dicapreskan: 'Si Biru' dan 'Antitesa Jokowi' Jadi Perkaranya
Konflik antara Partai Nasdem dengan PDIP semakin memanas usai Anies Baswedan dideklarasikan menjadi calon presiden (capres) oleh partai pimpinan Surya Paloh itu. Hal ini nampak dari serangkaian sindiran yang dilontarkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto.
Ia sempat menyinggung "si biru" sudah keluar pemerintah yang diduga ditujukan kepada Partai Nasdem karena sudah mencapreskan Anies. Karena Anies, dalam pandangan Hasto, sering tidak sejalan dengan Presiden Jokowi.
Politisi NasDem, Bestari Barus menilai, pernyataan Hasto itu sudah kelewat batas. Serangan-serangan yang dilancarkan PDIP pada NasDem dan Anies, kata dia, membuat gaduh hubungan politik yang sudah berlangsung dalam dua periode kepemimpinan Presiden Jokowi.
Eks anggota DPRD DKI itu bilang, Hasto terlalu mencampuri urusan dalam negeri NasDem dalam mengusung capres. Padahal, keputusan NasDem mengusung Anies sebagai capres merupakan hak politik setiap parpol.
Bestari heran dengan pernyataan Hasto yang menganggap NasDem sudah keluar dari koalisi pemerintah. Padahal, sudah berulang-ulang kali NasDem tegaskan kesetiaan pada Jokowi. NasDem akan tetap mengawal kepemimpinan Jokowi hingga 2024.
"Kita perlu klarifikasi bahwa NasDem itu komitmen dan konsisten untuk terus mendukung Pak Jokowi," tegasnya, kemarin. Dia mengingatkan Hasto Cs untuk berhenti menyerang NasDem dan Anies.
Sekjen NasDem, Johnny G Plate juga menegaskan, dukungan untuk Anies tak mempengaruhi kesetiaan partainya pada pemerintahan Jokowi. Ia menyatakan, NasDem berkomitmen mendukung Jokowi hingga akhir masa jabatan.
Untuk itu, Johnny mengajak semua pihak di pemerintahan Jokowi untuk tetap solid dan tak terpengaruh isu liar politik.
"Namun, proses demokratisasi juga harus dibuka ruangnya. Di sini pentingnya pengambilan keputusan dengan menghormati hak-hak dan independensi parpol," sebut Menteri Komunikasi dan Informatika itu.
Apa tanggapan PDIP? Politisi PDIP, Andreas Hugo Pereira mengaku miris dengan gaya politik yang dilakukan NasDem. Menurutnya, mengusung figur oposisi sebagai capres, tapi masih bicara setia terhadap pemerintah. "Secara formal ya seperti itu lah seharusnya," sindir Andreas.
Dia mempersilakan masyarakat menilai kualitas komitmen NasDem sebagai partai pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. "Toh, masyarakat tetap menilai, bisa melihat realita-realita politik yang ada. Buat PDI Perjuangan, kita menjaga betul integritas, santunnya kata dan perbuatan," tandas anggota Komisi X DPR itu.
Baca Juga: Hasto PDIP Ragukan Anies Bakal Lanjutkan Program Jokowi: Dari Gubernur Saja Sudah Antitesa
Karena itulah, Andreas malah melempar opsi untuk NasDem mengundurkan diri sekalian dari koalisi pemerintahan Jokowi. "Jangan tunggu dikeluarkan Presiden," terang dia.
Zulfan Lindan Vs Hasto
Belum beres debat soal "si biru" keluar dari pemerintah, kemarin NasDem dan PDIP terlibat perang omongan lagi. Pemicunya adalah politisi senior NasDem, Zulfan Lindan yang menyatakan "Anies itu antitesa Jokowi".
Zulfan mengungkapkan, partainya sudah melakukan kajian dengan pendekatan filsafat dialektika sebelum menetapkan Anies sebagai capres. NasDem menilai Anies merupakan antitesis dari Presiden Jokowi, sehingga cocok diusung sebagai bakal capres.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas