Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tumbuh 20,28% (yoy), Neraca Perdagangan September 2022 Masih Surplus

Tumbuh 20,28% (yoy), Neraca Perdagangan September 2022 Masih Surplus Kredit Foto: Istimewa

Peningkatan impor didorong oleh impor migas yang naik sebesar 83,53% (yoy) dan impor nonmigas yang tumbuh 14,02% (yoy). Sejak Januari hingga September 2022, total impor Indonesia mencapai US$179,49 miliar. Dari sisi penggunaan, impor bahan baku dan barang modal tumbuh tinggi masing-masing 23,21% (yoy) dan 41,13% (yoy).

"Pertumbuhan kedua barang tersebut mencerminkan aktivitas ekonomi dari sisi produksi masih berjalan dengan baik," imbuhnya.

Baca Juga: Kerangka Kecukupan Modal Solusi Tepat yang Dapat Bantu Optimalkan Neraca MDB, Berikut Penjelasannya!

Terkait dengan impor barang konsumsi, meskipun menurun secara tahunan sebesar 11,17% di antaranya karena kenaikan harga, secara kumulatif dari Januari hingga September, impor barang konsumsi masih mengalami pertumbuhan sebesar 3,52%.

"Penguatan aktivitas konsumsi masyarakat akan terus dijaga melalui instrumen APBN dengan menjaga daya beli masyarakat melalui kebijakan stabilisasi harga, perlindungan sosial, dan lainnya," lanjut Febrio.

Dengan menguatnya komponen ekspor dan impor, Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca perdagangan yang mencapai US$4,99 miliar sehingga secara kumulatif surplus neraca perdagangan sejak Januari hingga September 2022 mencapai US$39,87 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan surplus neraca perdagangan pada puncak periode boom komoditas di tahun 2011 yang sebesar US$22,2 miliar.

Capaian ini juga menandakan surplus yang telah terjadi selama 29 bulan berturut-turut. Secara kuartalan, kinerja net ekspor juga cukup baik sehingga menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan PDB kuartal III 2022 dan tahun 2022 secara keseluruhan. 

"Ke depan, Pemerintah bersama otoritas terkait akan mengantisipasi berbagai risiko global yang akan memengaruhi neraca perdagangan dan perekonomian secara umum, di antaranya melambatnya aktivitas perdagangan internasional negara maju yang di antaranya terpengaruh inflasi sebagaimana tercermin dalam WEO Oktober 2022, serta mitra dagang utama seperti Tiongkok," katanya.

"Selain itu, Indonesia akan terus melakukan diversifikasi produk maupun negara mitra dagang yang sekarang sudah mulai memperlihatkan hasil. Ekspansi ekspor selain ke negara tujuan ekspor utama, misalnya Filipina dan Malaysia sudah menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang tahun berjalan," pungkasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: