Targetkan Stunting Turun 14% di 2024, Pemberian MPASI dengan Gizi Seimbang Juga Berpengaruh
Lebih lanjut, Hasto juga mengingatkan untuk waspada terhadap cara konsumsi kental manis yang tidak tepat. "Konsumsi kental manis yang dijadikan minuman susu untuk anak harus selalu diperangi, BKKBN akan lebih banyak lagi memerangi hal hal yang tidak benar," tegas Hasto.
Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan (kemenkes) Ni Made Diah mengatakan, selain melalui edukasi, Kemenkes juga melakukan pemantauan implementasi dari edukasi tersebut di lapangan.
Baca Juga: Lewat Program PMT, Stunting di Jawa Timur Harus Ditekan Hingga 3%
"Program-program Kemenkes akan diukur oleh indikator keberhasilan. Misalnya terkait pengawasan makanan anak, kita lihat persentase bayi memperoleh ASI ekslusif. Pada masa MPASI, dipastikan apakah mengandung karbohidrat, protein, dan yang pasti tidak ada susu kental manisnya. Kader-kader kesehatan harus memonitor itu," jelas Diah.
Diah juga menegaskan, Kemenkes bersama BPOM juga telah mengumumkan bahwa susu kental manis bukan merupakan golongan susu untuk mengantisipasi agar masyarakat tidak salah memilih susu dalam memberikan MPASI untuk anak. Dengan demikian, upaya-upaya pencegahan stunting dapat dioptimalkan untuk mengejar target penurunan stunting.
Sebagaimana diketahui, permasalahan stunting dan gizi buruk di Indonesia menjadi Pekerjaan Rumah yang belum dapat diatasi, di mana angka stunting masih cukup tinggi, yaitu sekitar 24% lebih. Pemerintah menunjuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai pelaksana percepatan penurunan angka stunting nasional dengan target penurunan menjadi 14% di tahun 2024.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum