Empat Value Perusahaan Ala CEO Power Commerce Asia sebagai Pionir Omnichannel di Indonesia
Tantangan apa yang Anda hadapi sebagai CEO Power Commerce Asia?
Tantangannya, perusahaan kami ini kan pertumbuhannya cepat sekali, dari tahun 2019 ke tahun 2022 ini dan selama tahun 2020 sampai 2021 itu kami telah bertumbuh 22 kali lipat lebih dan dari tahun 2021 ke tahun 2022 saja kami bertumbuh hampir tiga kali. Dengan pertumbuhan yang begitu cepat ini, tantangan saya sebagai CEO adalah yang pertama adalah terkait dengan internal.
Karena perkembangan tim yang sebelumnya hanya puluhan kini menjadi dua ratusan. Untuk memahami kultur dan visi perusahaan itu tidak gampang, apalagi dengan waktu yang cepat pertumbuhannya, di mana juga ada sistem kerja hybrid dan terpisah itu selama masa pandemi menjadi tantangan bagi saya untuk membangun sebuah kultur visi yang sama sebagai Power Commerce untuk karyawan-karyawan karena semuanya di sini adalah orang baru.
Kemudian secara visi, teman-teman di sini juga perlu diedukasi untuk membangun pemahaman dari tujuan perusahaan sebagai perusahaan teknologi omnichannel ini. Karena omnichannel juga adalah hal yang baru bagi mereka. Pertumbuhan yang sangat cepat ini membutuhkan adaptasi organisasi yang cepat juga supaya adaptasi kultur dan visinya berjalan dengan baik.
Yang kedua adalah dari sisi customer, itu terkait dengan bagaimana kami mengedukasikan omnichannel kepada customer dan juga calon klien terkait dengan omnichannel yang sebenarnya dan manfaat apa saja yang bisa mereka dapatkan dengan menggunakan sistem dan layanan ini.
Tantangan lainnya tentu adalah terkait dengan pengembangan produk yang luar biasa kompleks. Di mana di sini ekosistemnya kami bukan lagi hanya sekedar membangun aplikasi biasa tapi membangun aplikasi yang dapat mengintegrasikan seluruhnya sehingga tantangan terbesar ini ada pada pembangunan teknologi produknya.
Bagaimana strategi yang Anda terapkan untuk Power Commerce Asia dapat terus bertumbuh dan eksis di industri ini?
Saya boleh bilang, ketika kita berbicara tentang teknologi omnichannel, kami adalah pionirnya. Kami tidak ada masalah tentang kompetisi, dalam artian bahwa sampai saat ini kami belum menemukan bahwa teknologi yang teman-teman lain bangun itu, yang mendeklarasikan dirinya sebagai omnichannel, mereka sebenarnya masih masuk ke ranah marketplace enabler.
Jadi kalau boleh saya bilang bahwa fokus kami ini adalah pada bagaimana fokus untuk pembangunan edukasi dan kemudian pembangunan pemahaman terkait omnichannel yang sebenarnya. Supaya industri juga paham perbedaan antara yang sungguh-sungguh omnichannel dan juga yang hanya sebagai ecommerce enabler.
Kontribusi yang ingin diberikan kepada segmen UKM dalam pertumbuhan ekonomi nasional?
Sebenarnya, kami Power Commerce di mata teman-teman UKM itu bukanlah hal yang baru. Pada awal berdiri di tahun 2019, kami adalah pionir pembangunan ecommerce agregator untuk UKM. Jika pernah mendengar, kami turut berkontribusi dalam Indonesia Mall, di mana kami membawa UKM ke marketplace yang ada di Indonesia dan bahkan sampai ke Singapura dan Malaysia dan berhasil ekspor ke luar negeri.
Kemudian kami juga sebelumnya memiliki persan dalam Halal Plaza sebagai konsep agregator UKM, di mana kami membantu teman-teman UKM untuk masuk ke ekosistem digitalisasi dan mengintegrasikan dirinya ke marketplace yang ada di Indonesia dan luar negeri.
Selanjutnya untuk rencana tahun depan, kami akan menciptakan dan meluncurkan dasboard yang dapat dipakai untuk teman-teman UKM dengan harga yang dapat dijangkau.
Sejauh pengalaman karir Anda sampai saat ini, hal penting apa yang menjadi pegangan Anda untuk menjalankan kepemimpinan di Power Commerce Asia?
Pertama, bisnis itu dinamis, setiap waktunya selalu berubah, sehingga ada tiga kunci utamanya, yaitu bahwa saya harus menjaga kita semua yang ada di sini, power rangers, ini adalah bagaimana kami menyebut diri kami, untuk terus belajar karena dinamika bisnis selalu berubah.
Menjadi seorang enterpreneur atau seorang profesional dalam bisnis dan industri terutama di ranah inovasi solusi seperti Power Commerce Asia ini, maka kami wajib belajar teru karena jika tidak, kami tidak dapat membawakan sebuah solusi sebagai perusahaan penyedia solusi teknologi. Jadi ketika ada masalah baru, tantangan baru, inisiatif baru, maka kami harus mempelajari solusinya dan membangun solusi tersebut.
Selain untuk tidak pernah berhenti belajar, kami juga selalu berpatokan pada mindset inovasi dan solusi. Karena perusahaan kami ini tidak hanya berjualan produk saja tapi kami juga setengah konsultan solusi yang harus memberikan solusi bermanfaat kepada klien. Inilah mindset yang harus ditanamkan, solusi dan inovasi.
Kemudian, kita harus berani untuk melakukan eksperimen. Saya memberikan kesempatan kepada tim yang ada di sini untuk berani melakukan eksperimen. Salah tidak apa-apa, yang terpenting ada ide yang dituangkan dan masih terkontrol kesalahannya.
Selanjutnya ada being humble. Karea kami sebagai perusahaan penyedia inovasi solusi selalu dianggap tahu segalanya meskipun sebenarnya tidak, maka kami tidak boleh merasa tinggi hati. Justri sebaliknya, kita harus humble kepada klien, mendengarkan permasalahan mereka dan membantu mereka dengan memberikan solusi.
Itulah kenapa saat memnbicarakan value perusahaa, kami memiliki empat nilai utama yang beruturan. Pertama dalah solution mindset. Sehingga ketika ada masalah yang disodorkan, kita tidak terfokus pada masalah, tapi pada solusi yang bisa diberikan.
Yang kedua adalah customer centric, jadi apa pun yang terjadi dalam proses penyelesaian masalah itu, customer adalah prioritas utama. Selanjutnya adalah profitable dan sustain, di mana sebagai perusahaan startup ini kita harus profitable agar dapat bertumbuh secara berkelanjutan.
Yang keempat adalah inovasi, karena kita adalah perusahaan teknologi, maka kita harus berinovasi. Jadi setiap ada hal baru, inovasi baru, maka value perusahaan ini mewajibkan kita untuk harus paham dan update dengan inovasi terbaru dan berani mengambil kesempatan untuk melakukan eksperimen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: