Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PKS Mundur Dulu, Aher Dinilai Nggak Cocok Jadi Cawapresnya Anies, Pengamat Blak-blakan: Tidak Sesuai dengan Tiga Kriteria

PKS Mundur Dulu, Aher Dinilai Nggak Cocok Jadi Cawapresnya Anies, Pengamat Blak-blakan: Tidak Sesuai dengan Tiga Kriteria Kredit Foto: Rahmat Saepulloh

"Tadi sepakatnya itu, cawapres bisa menyusul setelah deklarasi (koalisi). Begitu kesepakatannya," ujar Willy saat dihubungi, Selasa.

Dalam pertemuan tim kecil tersebut, Partai Nasdem diwakili oleh Willy dan Sugeng Suparwoto. Partai Demokrat diwakili oleh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman dan Iftitah. Adapun, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) datang 15 menit sebelum pertemuan tersebut berakhir.

Baca Juga: Sodorkan Nama Aher dan AHY sebagai Cawapres Anies, PKS dan Demokrat Diminta Rasional

Sementara PKS, diwakili oleh Wakil Ketua Majelis Syura PKS Muhammad Sohibul Iman, Ketua DPP PKS Pipin Sofian, dan juru bicara PKS Muhammad Kholid. Hadir pula Sudirman Said sebagai liaison officer (LO) atau naradamping dari pertemuan tersebut.

Kendati sudah sepakat untuk berkoalisi, pembahasan terkait calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies disebutnya masih alot. Apalagi Partai Demokrat mengusulkan AHY, sedangkan PKS menawarkan Ahmad Heryawan.

"Belum (ada keputusan soal cawapres), masih ada beberapa hal ya tentang cawapres tadi kita bahas. PKS mengusulkan nama Pak Ahmad Heryawan, Demokrat mengusulkan AHY, Nasdem sendiri kemudian ya kita serahkan kepada Pak Anies," ujar Willy.

Anies sebelumnya mengatakan, bahwa dirinya tak terburu-buru dalam menentukan cawapres. Namun, ia mengungkapkan tiga kriteria pasangannya untuk Pilpres 2024.

"Saya lihat tiga kriterianya. Satu, memberikan kontribusi dalam proses pemenangan," ujar Anies di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Senin (17/10/2022).

Baca Juga: PKS Usulkan Aher Cawapres 2024, Pengamat: Tak Penuhi Kriteria Anies Baswedan

Kedua adalah membantu memperkuat dan menghadirkan stabilitas dalam koalisi. Terakhir adalah bisa membantu dalam pemerintahan yang efektif ketika nanti terpilih sebagai presiden periode 2024-2029.

"Tiga pertimbangan itu yang menjadi faktor dan nama belum ada," ujar mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: