Bahlil Ajak Pemerintah Inggris Kolaborasi Tingkatkan Hubungan Ekonomi dengan Indonesia
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan kerja sama investasi dengan Departemen Perdagangan Internasional Perserikatan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia Utara yang diwakili oleh Kantor Urusan Investasi. Kerja sama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani langsung oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Menteri Investasi Inggris Lord Dominic Johnson bertempat di Kantor Sekretaris Negara di London, Inggris pada Kamis (27/10/2022).
Bahlil mengungkapkan apresiasi setinggi-tingginya atas terjalinnya kerja sama investasi Inggris dengan Indonesia dan ini merupakan sebuah proses bersejarah dalam rangka membangun hubungan kerja sama investasi kedua negara. Bahlil mengajak pemerintah Inggris untuk berkolaborasi dengan memanfaatkan kelebihan dari masing-masing negara.
Baca Juga: Di Inggris, Bahlil: Potensi Investasi dan Ekonomi Indonesia Lebih Baik dari Anggota G20 Lain
"Satu sisi kami memiliki sumber daya alam yang melimpah dan Inggris mempunyai teknologi, modal, dan pasar yang cukup. Ini adalah langkah awal yang baik. Saya berpikir bahwa hubungan kedua negara ini harus kita tingkatkan dalam perspektif ekonomi dan khususnya investasi," ucap Bahlil, mengutip dari siaran resminya, Jumat (28/10/2022).
Dalam kesempatan ini, Bahlil juga mengungkapkan pemerintah Indonesia sedang merumuskan regulasi mengenai pasar karbon dan harga karbon. Dengan potensi yang cukup besar, Bahlil menjamin hal ini dapat menjadi peluang besar yang saling menguntungkan bagi kedua negara.
Baca Juga: Menteri Bahlil Semringah, Optimis Akan Tercapainya Realisasi Investasi 2022
Sementara itu, Lord Dominic Johnson berpendapat pentingnya optimalisasi dan realisasi peluang sehingga kerja sama dapat terwujud dengan konkret antara kedua negara. Johnson mengungkapkan hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Inggris masih terlalu kecil. Di satu sisi, Inggris banyak membutuhkan sumber daya alam dari Indonesia dan di sisi lain Indonesia memerlukan investasi dari Inggris.
"Harapan saya, kita harus meningkatkan hubungan ekonomi dan dagang antara Indonesia dan Inggris. Tentunya kami harap ke depan juga dapat menjalin kerja sama yang lebih menguntungkan dan saling membutuhkan satu sama lain," ujar Johnson.
Terkait dengan isu perdagangan karbon, Johnson juga menyatakan pemerintah Inggris akan dengan senang hati menjajaki peluang bagi kedua negara terkait kerja sama di bidang perdagangan karbon. Hal ini akan didiskusikan lebih lanjut olehnya saat melakukan kunjungan ke Indonesia pada kegiatan B20 di Bali, November mendatang.
Baca Juga: Inggris Kenalkan RUU Baru terkait Stablecoin dan Kripto
Adapun, ruang lingkup kerja sama ini mencakup pertukaran informasi terkait kebijakan, regulasi, prosedur, insentif, permasalahan, dan peluang-peluang potensial mengenai investasi dari masing-masing pihak; mempromosikan dan memfasilitasi masuknya investasi di kedua negara (inward dan outward investment) terutama di sektor-sektor prioritas, dan membantu investor potensial dengan menyediakan layanan menyeluruh (end-to-end); melakukan kerja sama dalam penyelenggaraan pertemuan bisnis; serta mengoptimakan posisi Inggris sebagai pusat (hub) bagi Indonesia untuk menjajaki pasar di negara-negara Persemakmuran, Eropa dan Amerika.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi periode Januari-September tahun 2022 mencapai Rp892,4 triliun atau 74,4% dari target yang ditetapkan sebesar Rp1.200 triliun. Pada periode ini, Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi Inggris di Indonesia berada pada peringkat ke-10 dengan total sebesar US$507,7 juta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: