Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peringati Hari Santri Nasional, Wapres Ma'ruf Amin: Jihad Digital Melalui Dakwah

Peringati Hari Santri Nasional, Wapres Ma'ruf Amin: Jihad Digital Melalui Dakwah Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Banten -

Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin menghadiri peringatan Hari Santri Nasional dengan tema "Santri digital Untuk Indonesia Bangkit" di Tanara, Serang, Banten (28/10/2022).

Wapres mengingatkan pada abad teknologi saat ini, jihad para santri tidak hanya dilakukan di dunia nyata tetapi juga di dunia digital. Dalam hal ini, jihad digital dapat diwujudkan dalam bentuk dakwah moderat digital maupun jihad ekonomi secara digital.

Baca Juga: Peringati Hari Santri Nasional, Fraksi PKS DPR Konsisten Gelar Program Lomba Baca Kitab Kuning Edisi ke-6

"Dakwah kita harus menggunakan juga media digital supaya jangkauannya lebih besar lebih banyak untuk melawan jihad-jihad yang destruktif untuk melawan upaya destruktif upaya radikalisme," kata Wapres.

Menurutnya, santri saat ini harus memiliki ilmu pengetahuan dan keahlian di bidang teknologi digital, baik untuk berdakwah maupun perbuatan kebaikan yang bernilai ekonomi dan kebaikan lainnya.

Dari laporan PBB saat ini, industri ekraf sangat memungkinkan dikembangkan di setiap negara, namun belum optimal di negara berkembang. Selain itu, industri ekraf tetap menjadi sektor yang menjanjikan di tengah permasalahan perekonomian.

Baca Juga: Aksi Jenderal Dudung Ngangkat Wibawa Santri Diapresiasi, DPR Minta Kesatuan Lain Contoh KSAD

"Ekraf dan ekonomi digital sesungguhnya adalah dua sektor yang berbeda namun kini kian bergantung satu sama lain," ucap Wapres.

Wapres berharap, para santri dapat mengoptimalkan semua sektor industri kreatif digital khususnya yang dapat memajukan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

"Kita sedang go syariah, go digital, go global. Ini syariah kita terus digital kita terus ke global. Terutama di sektor sektor unggulan, pariwisata, fesyen, makanan minuman, ini bagian, indusrri halal ini merupakan sektor-sektor unggulan yang harus kita kembangkan," jelas Wapres.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan saat ini dibutuhkan konten-konten digital yang kreatif bernapaskan islami. Dengan mengedepankan Islam rahmatanan Lil alamin, memastikan generasi ke depan dapat ber-akhlakul karimah.

Baca Juga: PBNU Sebut Presiden Jokowi Cocok Jadi Bapak Santri Indonesia, Jasanya Besar: Faktanya, Beliaulah...

"Era digital membawa perubahan pada kehidupan, menjadi tantangan luar biasa dengan melihat tantangan ekonomi baru yang serba digital," ujarnya.

Sandiaga menjelaskan, Kemenag menunjukkan ada lebih dari 27 ribu pesantren di Indonesia per Januari 2022, dan ada 5 juta santri di mana Jawa bagian barat termasuk Banten menyumbang jumlah pondok pesantren terbanyak, mencapai 8300 lebih atau sekitar 31% dari santri nasional.

"OKI kita pilih kita berkumpul di pesantren NA Nawawi Tanara (Panatra) ini karena secara kualitas kita memiliki SDM yang mumpuni. Bayangkan jika satu persen saja dari santri, 5 juta ini menghasilkan konten-konten kreatif bermanfaat untuk umat berarti ada tambahan 50 ribu konten di indonesia," jelasnya.

Baca Juga: Lihat NU dan Muhammadiyah, Wapres Ma'ruf Amin Harapkan Santri Wujudkan Indonesia Emas 2045

Menurutnya, terdapat lima tantangan ekonomi digital yang harus diwaspadai, yaitu cyber securty, tight competation, human resource development, availability of internet access, dan regulation. Untuk itu, program Santri Digitalpreneur indonesia merupakan kegiatan pelatihan dan peningkatan kapasitas santri generasi milenial dalam menghadapi tantangan industri digital.

"Dengan harapan santri bisa menjadi produsen informasi dan literasi yang sangat kreatif untuk penggerak konten-konten terbaik yang bernilai islami," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: