Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jeli Lihat Profil Rishi Sunak, Pengamat: Amerika bakal Senang dengan Sosoknya

Jeli Lihat Profil Rishi Sunak, Pengamat: Amerika bakal Senang dengan Sosoknya Kredit Foto: Reuters/John Sibley
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak merupakan profil yang disenangi oleh Amerika Serikat, namun bisa jadi bumerang buat pemerintahannya, kata Yanuar Rizky, pengamat keuangan internasional.

"Sunak adalah orang yang tidak setuju dengan program Liz Truss yang sangat populis, sedangkan Sunak, kebijakannya selalu monetaris," kata Yanuar dalam acara zoominari yang diselenggarakan Narasi Institute.

Baca Juga: Bukan Sembarangan, Terpilihnya Rishi Sunak Sebagai PM Inggris Bisa Jadi Contoh Pembelajaran buat Pilpres 2024

Truss, terangnya, mengambil kebijakan seperti memperbesar defisit, menambah peredaran uang, melakukan belanja negara agresif, serta menanggung kenaikan harga energi dan subsidi harga energi terutama gas di Inggris. 

Dengan kata lain, Truss ingin menggerakan ekonomi Inggris dengan quantitatif easing dengan bank sentralnya.

"Monetaris seperti Sunak sudah pernah ada pada sosok Menteri Keuangan AS Timothy Garner yang berlatar belakang bankir di bank senteral New York yang banyak terlibat dalam proses quatitatif easing," tuturnya.

Yanuar menambahkan, berbeda dengan Truss, Sunak dipastikan akan memotong belanja sosial di masyarakat berbekal latar belakangnya mengolah Head Fund.

Sunak satu-satunya orang yang punya uang dalam kondisi krisis saat ini jika dibandingkan dua calon PM lainnya, yakni Boris Johnson dan Penny Mordaunt.

Sayangnya, status Sunak yang memiliki kekuatan finansial di atas rata-rata akan menjadi bumerang ketika oposisi mulai memainkan isu istrinya yang memiliki skandal pajak.

Ini juga akan menarik lebih jauh, kata Yanuar, pada keluarga dari istri sunak yang merupakan salah satu oligarki India. 

"Jadi terpilihnya Rishi Sunak ini karena preferensi-preferensi yang dipilih. Pertama agar smooth antara fiskal pemerintah dengan Bank of England, artinya konsep belanjanya dipilih orang yang latar belakangnya monetaris," imbuhnya.

"Kedua dari sisi Internasional Treatnya, Sunak dipilih karena melihat mertuanya agar mempunyai pengaruh ke India. Jadi ada upaya agar India dan China jangan sampai bersatu," pungkas Yanuar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: