Karena itu, ia berpesan, partai saat ini tidak bisa hanya mengandalkan ketokohan calon calon secara instan. Diakui hal itu, memang bisa sementara mengangkat atau mengerek keterpilihan/elektabilitas partai, tapi kalau tidak diintegrasikan dalam branding dan program, maka akan sia-sia.
"Pencalegan tokoh terkenal, seperti UYM, bisa jadi hanya sporadis saja, sulit untuk memberi dampak elektoral yang integratif dan masif untuk partai bersangkutan," tegasnya.
Ia menekankan sejak awal harus disadari, membangun partai bukan sekadar mengincar elektoral. Banyak pekerjaan yang harus ditempuh sebelum sampai ke elektoral atau kursi parlemen. Diantaranya adalah menyiapkan kader-kader handal dan berkualitas, hingga menjalankan program dirasakan rakyat.
"Jadi bukan sekadar hanya rekrutmen caleg, apalagi hanya memilih tokoh yang instan saja," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto