Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

9,8 Ton Beras Dipanen, SYL Tak Khawatir Efek Climate Change Memengaruhi Sektor Pertanian di Blitar

9,8 Ton Beras Dipanen, SYL Tak Khawatir Efek Climate Change Memengaruhi Sektor Pertanian di Blitar Kredit Foto: Kementan

"Satu genggam rumput diremes dicampur dengan air 5 liter cukup untuk menyemprot 3 sampai 4 hektar semusim untuk padi, jagung kedelai singkong sorgum, ubi, kacang, sayuran buah dan lainnya sangat efisien. Ramuan biosaka efektif dalam area wilayah setempat dan terjauh radius 20 kilo meter, tidak efektif diaplikasikan di wilayah lain karena pengenalan agroekosistem," jelasnya.

Lebih lanjut, Bupati Blitar Rini Syarifah juga menuturkan bahwa beras di Blitar mengalami surplus 64 ribu per tahun. Untuk menjaga ketersediaan beras surplus, perlu peningkatan prasarana dan sarana pertanian, salah satu permasalahannya adalah kurangnya alokasi pupuk bersubsidi sehingga diperlukan inovasi dengan menggunakan pupuk organik yang murah, efisien dan mudah diaplikasikan petani. 

Baca Juga: Gak Cuma Sudah Dapat Jatah, Kini Prabowo Makin Melekat Sama Kubu Jokowi: Kita Sudah Sepakat...

"Karena itu, kami apresiasi dukungan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong aplikasi Biosaka yang dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50 persen. Untuk itu, saya menyambut baik inovasi ini dan berharap dapat diterapkan di semua lahan pertanian," ujarnya.

Perlu diketahui, pada acara ini Mentan SYL bersama Bupati Blitar dan 500 petani Blitar serta petani di daerah lainnya secara virtual melakukan praktek pembuatan Biosaka. Selain di Blitar, aplikasi Biosaka sudah dikaji dan demplot uji coba di Blora, Sragen, Klaten Grobogan, Jatisari dan daerah lainnya dengan hasil yang bagus oleh Tim Perguruan Tinggi dan Kementerian Pertanian.

Baca Juga: Waduh! Koalisi NasDem Batal Deklarasi, Sinyal Buruk Buat Anies Baswedan: Dia Tak Akan Dimajukan...

Manfaat ramuan Biosaka yakni biaya nol rupiah, gratis buatan sendiri, tidak ada risiko kerugian bagi petani, dan menghemat biaya pupuk kimia 50 sampai 90%, sehingga petani normal pakai pupuk biasanya Rp3 juta/ha/musim menjadi cukup Rp0,3 hingga 1,5 juta/ ha/ musim serta meminimalisir atau mengurangi serangan hama penyakit dan lahan pun menjadi subur sehingga produksi lebih bagus.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: