Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Era Semakin Canggih, Bagaimana Investasi Teknologi pada UKM dan Startup Digital?

Era Semakin Canggih, Bagaimana Investasi Teknologi pada UKM dan Startup Digital? Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 telah merubah banyak hal termasuk dalam mengakselerasi perkembangan teknologi digital menjadi semakin pesat dan inovatif. Agar dapat memanfaatkan momentum ini untuk bisa pulih dan bangkit kembali, General Manager Lenovo Indonesia Budi Janto melihat bahwa para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dan startup digital memerlukan inovasi dan kolaborasi.

"Tak hanya untuk bangkit, akselerasi digital UKM dilakukan guna memperluas akses pasar serta meningkatkan daya saing agar dapat memanfaatkan tingginya tingkat penetrasi jumlah pengguna internet di Indonesia yang telah mencapai 204,7 juta per Januari 2022 menurut We Are Social," tutur Budi dalam sebuah artikel berjudul Mempersiapkan Masa Depan UKM dan Startup Digital dengan Investasi Teknologi yang Tepat seperti dikutip pada Kamis (17/11/2022).

Budi menyampaikan bahwa banyak UKM dan startup digital yang meningkatkan investasi pada teknologi baru di saat pandemi, dan saat ini mereka telah meningkatkan investasinya pada cloud. Karena tentunya sesuai dengan kebutuhan, investasi teknologi yang dibutuhkan tidak hanya sebatas pada penyediaan perangkat seperti laptop, dekstop, ataupun telepon selular, tapi juga meliputi penerapan penyimpanan cloud, server, perlengkapan jaringan komputer, keamanan, juga software beserta layanannya.

Baca Juga: Dukung Bisnis Startup, DBS Indonesia Kucurkan Kredit Rp100 Miliar untuk Broom

"Kami mengukur activation rates, yakni ketika orang benar-benar mengaktifkan perangkat baru yang telah mereka beli pertama kalinya - sebagai bagian dari proses konfigurasi software. Sejak pandemi berlangsung, kami melihat terjadinya peningkatan jumlah perangkat yang didistribusikan untuk end user - bertumbuh melebihi pertumbuhan yang sudah ada," jelasnya.

Arah transformasi bisnis pun berubah seiring dengan perubahan model kerja hybrid di mana bisnis mulai mengadopsi digitalisasi. Dalam hal ini, baik bagi UKM maupun startup digital yang bergerak di sektor bisnis berbeda, mereka akan tetap menemui risiko sejalan dengan investasi dan adopsi pada digitalisasi.

"Tentunya terdapat risiko teringgal dari segi teknologi, namun risiko tersebut meningkat ketika bisnis tidak berinvestasi pada sistem dan layanan baru," ujar Budi. Tentunya investasi pada sistem dan layanan teknologi baru menjadi penting karena perusahaan memiliki kemungkinan tiga kali lipat setidaknya bahwa 80% interaksi dari pelanggannya saat ini dilakukan secara digital dibandingkan sebelum pandemi.

Budi lanjut menjelaskan bahwa, "dunia terus berubah, dan cara orang menjalankan bisnis berubah dengan lebih cepat. Lanskap teknologi bisnis juga sedang bertransformasi. UKM dan startup digital mungkin dapat meneruskan bisnis dengan perangkat IT dasar yang aman."

Menurutnya, jika tidak dapat mengikuti perkembangan zaman yang ada dengan tranformasinya, maka risiko bagi UKM menjadi tertinggal dari para kompetitornya yang telah bertransformasi ke dalam dunia digital yang bersifat hybrid akan meningkat. Oleh karenanya, untuk mengikuti perubahan dengan baik, penting bagi UKM dan startup digital untuk memanfaatkan teknologi secara tepat untuk mendapatkan keuntungan kompetitif dan memenuhi kebutuhan pelanggan mereka yang terus berevolusi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: