Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Manfaat Kehadiran Sawit yang Berhasil Merestorasi Ghost Town di Provinsi Kalbar

Manfaat Kehadiran Sawit yang Berhasil Merestorasi Ghost Town di Provinsi Kalbar Pekerja menurunkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari atas mobil di Desa Lemo - Lemo, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Sabtu (2/7/2022). Harga TBS kelapa sawit tingkat pengepul sejak sebulan terakhir mengalami penurunan harga dari Rp2.280 per kilogram menjadi Rp800 per kilogram disebabkan banyaknya produksi. | Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada tahun 1970-1980-an, sektor kehutanan (Hak Pengusahaan Hutan/HPH) mendominasi perekonomian Kalimantan Barat (Kalbar). Namun, menyusutnya pasokan kayu menyebabkan kegiatan perekonomian berbasis kayu juga turut berhenti. Lahan-lahan ex-logging tersebut kemudian ditinggalkan dan dibiarkan menjadi degraded land dengan menyisakan semak belukar dan barak-barak tak berpenghuni (ghost town). Hal ini terungkap dari studi yang disampaikan di laman Palm Oil Indonesia. 

Dalam laman tersebut juga dituliskan bahwa kehadiran industri minyak sawit justru telah berhasil merestorasi ekonomi, sosial, dan lingkungan ghost town di Kalimantan Barat. Perkebunan kelapa sawit berhasil menjadi lokomotif ekonomi pioner dan pembangunan pedesaan di wilayah pelosok dan terisolir (remote area) hingga menciptakan pusat ekonomi baru.

Baca Juga: Mengapa Biodiesel Berbasis Sawit Menguntungkan Masyarakat sebagai Konsumen?

Perlu diketahui, Daerah Sintang dan Ketapang dulunya merupakan wilayah terisolasi, tetapi kini kedua daerah tersebut tumbuh menjadi pusat ekonomi dengan banyaknya toko, hotel, restaurant/cafe, tempat berbelanja, hingga jalan-jalan protokol. Kedua daerah tersebut merupakan contoh kecil dari kontribusi industri minyak sawit dalam pengembangan ekonomi di provinsi "seribu sungai" tersebut.

"Manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dihasilkan oleh industri minyak sawit bagi Kalimantan Barat berpotensi untuk terus ditingkatkan dan dinikmati secara inklusif. Perbaikan tata kelola guna mewujudkan industri sawit yang berkelanjutan juga menjadi jawaban atas tuntutan konsumen global dan jawaban atas isu black campaign yang banyak disebarkan oleh pihak antisawit," catat laman Palm Oil Indonesia. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: