Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden Filipina Bilang Asia Pasifik Memanas Sambil Layangkan Surat Protes ke China

Presiden Filipina Bilang Asia Pasifik Memanas Sambil Layangkan Surat Protes ke China Kredit Foto: Reuters/Paul Yeung
Warta Ekonomi, Manila -

Filipina tak segan mengirimkan note verbale atau catatan lisan ke China, kata Presiden Ferdinand Marcos Jr

Marcos Jr melakukan hal itu sehubungan dengan kejadian yang melibatkan pasukan dari kedua negara di Laut China Selatan (LCS) pada akhir pekan lalu.

Baca Juga: Pakai Cara Licik, China 'Colong' Benda Terapung di Laut China Selatan

“Ya, saya pikir itu yang perlu kami lakukan (mengirimkan note verbale) ketika pertama kali dilaporkan kepada saya (kejadian di LCS) oleh Kepala Staf (Angkatan Bersenjata Filipina). Saya memintanya segera memanggil atase militer di Kedutaan China (di Manila) guna mendapatkan laporkan,” kata Marcos, Selasa (22/11/2022), dikutip Anadolu Agency.

Note verbale adalah komunikasi diplomatik yang disiapkan dengan sudut pandang orang ketiga dan tidak bertanda tangan. Note verbale lebih formal dibandingkan aide-memoire, tapi masih berada di bawah nota diplomatik.

Terkait kejadian di LCS pada akhir pekan lalu, Marcos mengungkapkan, ada perbedaan keterangan antara yang disampaikan Angkatan Laut Filipina dan pejabat China.

“Jadi, kita harus menyelesaikan masalah ini. Tentu saja, saya memiliki kepercayaan penuh pada Angkatan Laut kami dan jika ini yang mereka katakan terjadi, saya hanya bisa percaya bahwa itulah yang terjadi,” kata Marcos.

Dia mengisyaratkan tak ingin membiarkan kejadian tersebut berlalu tanpa penyelesaian yang jelas. “Ini hal-hal yang perlu kita selesaikan karena Asia Pasifik sedang memanas,” ujarnya.

Komandan Komando Barat Angkatan Bersenjata Filipina di Palawan Wakil Laksamana Alberto Carlos mengungkapkan, pada Minggu (20/11/2022) lalu, kapal penjaga pantai China mencegat dan memblokir sebuah perahu karet Filipina yang menarik “objek tak dikenal” menuju Pulau Thitu. Pulau yang berada di gugus Spartly itu dijaga pasukan Filipina.

Carlos mengungkapkan, setelah pencegatan, kapal penjaga pantai Cina mengerahkan tim perahu karet.

“Mereka secara paksa mengambil objek terapung (itu) dengan memotong tali penarik yang melekat pada perahu karet (Filipina),” ujar Carlos, Senin (21/11/2022).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: