Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Migas Indonesia Begitu Besar di Tengah Transisi Energi, Ini Sikap Pemerintah

Potensi Migas Indonesia Begitu Besar di Tengah Transisi Energi, Ini Sikap Pemerintah Kredit Foto: IOG
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pengembangan industri hulu minyak dan gas (Migas) terutama gas penting dalam upaya menjembatani transisi energi yang dilakukan di dalam negeri. 

Sikap tersebut tak terlepas dari data yang diluncurkan oleh OPEC World Oil Outlook 2045 mengenai permintaan minyak sebagai bahan bakar utama diproyeksikan meningkat dari 88 MBOEPD pada 2021 menjadi 101 MBOEPD pada 2045. 

Sementara porsinya dalam bauran energi menurun dari 31 persen menjadi sedikit di bawah 29 persen. Permintaan gas juga diantisipasi meningkat dari 66 mbopd pada 2021 menjadi 85 mbopd pada 2045, bagiannya dalam bauran energi akan meningkat dari 23% menjadi 24 persen.

Baca Juga: SKK Migas Sebut Industri Migas Global Berada di Masa yang Penuh Tantangan

"Tentunya, transisi energi ini akan dilakukan dalam beberapa tahapan dengan mempertimbangkan daya saing, biaya, ketersediaan, dan keberlanjutan," ujar Arifin dalam pembukaan International Convention and Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) 2022, Rabu (23/11/2022). 

Arifin mengatakan, daam proses transisi, kementrian ESDM akan melaksanakan beberapa program strategis gas seperti, Memperluas penggunaan gas sebagai bahan bakar dan bahan baku industri dengan membangun infrastruktur transmisi dan distribusi gas yang terintegrasi.

Selain itu juga dengan melaksanakan konversi solar menjadi gas pada pembangkit listrik dan pembangunan sarana prasarana, dan Pembangunan jaringan pipa gas untuk rumah tangga dan usaha kecil. 

Lanjutnya, Arifin mengatakan bahwa gas adalah solusi yang baik untuk mengatasi masalah intermittency Energi Terbarukan Variabel. 

"Kami masih berencana untuk meningkatkan produksi migas sekitar 1 juta barel minyak dan 12 BSCFD pada tahun 2030 yang diperuntukkan khusus untuk penggunaan dalam negeri, mengingat potensi hulu migas Indonesia masih sangat besar. Kita memiliki 68 potensi cekungan yang belum dieksplorasi dan cadangan terbukti minyak sebesar 2,4 miliar bbl, sedangkan cadangan gas terbukti sekitar 43 TCF," ujarnya. 

Arifin melanjutkan bahwa pemerintah menyadari bahwa kegiatan hulu migas di Indonesia saat ini sangat menantang, terutama dari segi biaya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: