Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Timur Tengah Diprediksi Memanas, Erdogan Mau Temui Presiden Suriah Bashar Al-Assad

Timur Tengah Diprediksi Memanas, Erdogan Mau Temui Presiden Suriah Bashar Al-Assad Kredit Foto: Reuters/Willy Kurniawan

AS memang bekerja sama dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dalam memerangi ISIS di Suriah. SDF dipimpin oleh YPG. Oleh sebab itu, AS telah mengutarakan keprihatinan atas operasi militer Turki yang bertujuan menumpas milisi Kurdi di Suriah.

“Kami telah mendesak Turki untuk menentang operasi semacam itu, sama seperti kami telah mendesak mitra Suriah kami untuk menentang serangan atau eskalasi,” kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Pada 20 November lalu, Turki melakukan serangan udara terhadap pangkalan kelompok militan Kurdi di Suriah utara dan Irak. Ankara mengklaim, target-target yang dibidik dalam Operation Claw-Sword telah digunakan untuk melancarkan serangan “teroris” di tanah Turki.

Menurut kelompok Syrian Observatory for Human Rights, serangan Turki di Suriah utara dan timur laut menewaskan sedikitnya 31 orang.

Operation Claw-Sword diluncurkan Turki sepekan setelah serangan bom yang mengguncang jalan Istiklal di Istanbul. Insiden itu menewaskan enam orang dan melukai 81 lainnya. Otoritas Turki telah menahan 22 orang, termasuk individu yang diduga memasang bom di jalan Istiklal. Turki menuding kelompok PKK mendalangi serangan yang terjadi pada 13 November lalu tersebut. 

Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan, perintah penyerangan di jalan Istiklal bersumber dari Kobani, sebuah kota di Suriah utara. Di kota tersebut, militer Turki menggelar operasi untuk memerangi kelompok YPG. Ankara memandang YPG sebagai perpanjangan dari PKK.

"Menurut temuan kami, organisasi teroris PKK yang bertanggung jawab (atas serangan di jalan Istiklal, Istanbul)," ujar Soylu, dilaporkan Anadolu Agency.

PKK adalah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade. Turki melabeli YPG dan PKK sebagai kelompok teroris.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: