Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sudah Seperti Legenda, Beginilah Awal Kuatnya Rivalitas Megawati dan SBY: Mana Berani Dia...

Sudah Seperti Legenda, Beginilah Awal Kuatnya Rivalitas Megawati dan SBY: Mana Berani Dia... Kredit Foto: Twitter @gibran_tweet

Panda menjelaskan bahwa Megawati mempercayakan dirinya yang keturunan Batak,  bisa berangkat sendiri karena lugas berbicara dan berani serta mencatat dengan baik isi dari pertemuan dengan SBY, karena memiliki latarbelakang sebagai wartawan.

"Berangkatlah aku sendiri ke istana, dan ketemulah aku dengan SBY, aku sampaikan semua pertanyaan, satupun tidak ada yang dia jawab, dia cuma bersandar melihat langit-langit, waduh dramatis pertemuannya, mencekam tidak ada dialog," ungkap Panda.

Baca Juga: Walau Disinyalir Dukung Anies Baswedan, Rahasia JK Mesra Sama Megawati: Saya Tak Macam SBY...

Karena merasa sudah larut malam, alih-alih pisang goreng dan martabak yang disajikan oleh istana sudah habis, Panda pun pamit pulang.

Siang keesokan harinya Panda pun berangkat ke Denpasar, Bali. Saat bertemu Megawati, dia langsung menceritakan kisahnya dari pertemuan malam itu.

"Reaksi Mega, 'kan bener, mana berani dia terbuka ke saya'. Apa yang saya ceritakan tadi, saya tuangkan dalam buku otobiografi saya," tutup Panda.

Buku otobiografi Panda Nababan itu ia beri judul 'Panda Nababan Lahir sebagai Petarung'.

Diketahui sebelumnya, hubungan retak Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah tidak harmonis atau 'perang dingin' sejak tahun 2003. 

Dimana saat itu SBY menjabat posisi Menkopolhukam di kabinet Megawati, dan memutuskan untuk maju sebagai calon presiden pada pemilu 2004 bersaing dengan Megawati.

Alasannya SBY kala itu diungkapkan oleh Sekretaris Menkopolhukam Sudi Silalahi, bahwa SBY mengeluh dan merasa dikucilkan oleh pihak istana karena tidak diajak rapat kabinet ditengah situasi politik yang tengah memanas.

Keluhan SBY itu kemudian ditanggapi oleh suami Megawati, Taufik Kiemas yang menyebut bahwa SBY seperti 'anak kecil' dan tak berani bicara langsung kepada Megawati saat tak diajak rapat kabinet, yang malah berkoar-koar di berbagai media massa saat itu.

Pernyataan-pernyataan SBY itu pun kemudian mendapat simpatik dari banyak kalangan masyarakat dan tokoh politik, hingga kemudian SBY dijuluki sebagai pihak yang 'terzalimi' secara politik.

Baca Juga: Perang Dingin Antara Jokowi dan Surya Paloh, Manuver Gelap Keduanya Dibongkar Elite Megawati: Ngeri!

SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla akhirnya memenangkan pemilu 2004, mengalahkan Megawati (capres petahana) yang berpasangan dengan Hasyim Muzadi. Bahkan Megawati menolak hadir saat SBY-JK membacakan sumpah presiden dan wakil presiden di Istana Negara dan berbagai undangan SBY lainnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: