Anwar Ibrahim: Seruan Mosi Percaya di Sesi Parlemen Lanjutan Akan Dilakukan
Langkah berisiko?
Analis berbeda pendapat tentang apakah Anwar terlalu percaya diri untuk menyerukan mosi percaya.
Awang Azman Awang Pawi, seorang profesor di Universitas Malaya, mengatakan Anwar benar untuk optimis bahwa dia akan memenangkan pemungutan suara dengan mayoritas.
“Dari segi persyaratan, Anwar sudah mendapat dukungan mayoritas. Raja dan dewan penguasa Melayu telah bertemu dan menyetujui penunjukan itu. Sementara Perikatan setuju menjadi oposisi,” kata Awang Azman kepada BenarNews.
Tapi Oh Ei Sun, seorang peneliti senior di Singapore Institute of International Affairs (SIAA), yakin langkah Anwar berisiko.
“Dalam kegembiraan membentuk pemerintahannya minggu lalu, saya pikir dia sangat yakin bahwa dia akan mendapat dukungan mayoritas di parlemen. Oleh karena itu, ia mengusulkan mosi percaya ini. Tapi tentu saja, semuanya bisa menjadi lebih cair,” kata Oh kepada BenarNews.
“Saya tidak yakin apakah dia masih akan menikmati dukungan mayoritas bulan depan. Saya pikir itu mungkin menjadi langkah yang berisiko baginya,” kata Oh, mencatat bahwa lanskap politik Malaysia terfragmentasi, sehingga menciptakan ketidakpastian.
Sementara itu, Anwar bergerak cepat untuk membentuk kabinet karena urusan pertama pemerintahnya adalah mengajukan anggaran pada sidang parlemen bulan depan.
Meskipun dia tidak menyebutkan tanggal untuk pembukaan kabinetnya, Anwar mengatakan dia akan membentuknya segera setelah mendengar pandangan dari anggota pemerintahannya.
“Ini adalah situasi yang tidak biasa, karena pemerintah persatuan melibatkan banyak pihak. Jadi, sebelum saya memutuskan saya harus mendengar semua pandangan,” kata Anwar kepada wartawan.
Namun, perdana menteri yang baru mengindikasikan bahwa dia akan menjaga kabinet tetap kecil.
“Di pemerintahan sebelumnya, Anda bisa terus menambahkan 50, 60, 70 anggota dan jika itu tidak cukup, akan ada penunjukan utusan khusus dan penasihat khusus. Saya tidak mau melakukan itu,” kata Anwar.
Misalnya, para kritikus menggambarkan kabinet Muhyiddin "membengkak" ketika dia menjabat sebagai PM antara Maret 2020 dan Agustus 2021. Kabinet itu memiliki 32 menteri dan 38 wakil menteri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: