“Dalam survei SMRC (November 2022) terdapat data tentang party ID. Party ID adalah identitas partai, seberapa besar orang mengaku dirinya sebagai bagian dari atau merasa dekat dengan partai politik tertentu. Ketika ditanya apakah ada partai politik yang anda merasa dekat? Ada 20 persen yang menjawab ‘ya’ Yang menyatakan ‘tidak’ 73 persen,” lanjut keterangan tersebut.
Dari temuan tersebut, Saiful mengungkapkan angka identifikasi diri dengan partai politik ini sangat rendah. Dia mencontohkan bahwa di Amerika Serikat, yang mengaku dirinya sebagai orang partai, entah Demokrat atau Republik, adalah mayoritas. Yang mengaku tidak dekat atau bukan bagian dari partai politik justru minoritas.
”Ini menunjukkan bahwa di Amerika, transformasi dari identitas sosial ke identitas politik sudah terjadi,” lanjutnya.
Sebagai contoh, Saiful menyebut Presiden Obama tidak lagi dipandang sebagai seorang kulit hitam melainkan seorang Demokrat.
Saiful melihat hal tersebut belum terjadi di Indonesia. Analisis sosiologis lebih dominan dari analisis psikologis identitas partai. Di Indonesia, yang ditanya bukan partainya apa, tapi dia dari daerah mana, etnis apa, agama apa, pribumi atau non-pribumi, dan seterusnya.
“Di Indonesia, identitas partai masih sangat lemah,” kata Saiful.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: