Namun jika dibandingkan dengan Ketum PPP dan PAN, Yusak mengatakan Ketum Airlangga yang paling mungkin. “Dari jumlah suara atau kursi dan infrastruktur politik, memang Pak Airlangga yang paling layak dan berpeluang diusung dibanding ketua umum PAN dan PPP. Tetapi, munculnya nama-nama capres seperti Ganjar dan Anies semakin membuka peluang bagi KIB untuk mengusung capres dari luar,“ jelas Yusak.
Munculnya nama Ganjar dan Anies di internal PAN dan PPP ini kata dia, tentu berpengaruh pada opsi pencapresan Pak Airlangga sebagai Capres KIB.
Lebih lanjut Yusak menjelaskan, kalaupun koalisi diletakkan dalam konteks parpol sebagai saluran rekrutmen kepemimpinan politik, maka KIB sah-sah saja jika pada akhirnya mendorong Capres dari luar. “ Psikologi bertarung kan memang bagaimana bisa menang dan elektabilitas capres tetap menjadi variabel penting yang tidak bisa diabaikan.” sebut Yusak.
Namun, jika KIB mendorong Capres dari luar, selalu ada opsi untuk Ketum Airlangga. “Saya kira masih ada opsi bagi Pak Airlangga untuk membangun bargaining sebagai cawapres. Golkar saya kira akan menyiapkan berbagai opsi terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi,“ tandas Yusak.
Di luar sosok Capres, KIB disebut memiliki program yang baik. Sejak awal dibentuk, KIB adalah bagaimana membangun koalisi programatik untuk melanjutkan program-program pemerintahan Pak Jokowi.
KIB menjadi yang paling siap meneruskan agenda pembangunan pak Jokowi terutama program-program ekonomi. Maka, soal capres-cawapres, KIB akan mengikuti dinamika politik yang berkembang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: