Menurut Faisal, perekonomian Indonesia disokong oleh ekonomi domestik. Konsumsi dalam negeri masih bagus. Sehingga tekanan global tidak banyak mereduksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, meski tetap berpengaruh.
"Karena sedikit banyaknya kita ada juga terpengaruh oleh ekonomi global dan dan ini berpengaruhnya lewat perdagangan, lewat investasi, dan lain-lainnya," tandasnya.
Faisal mengatakan, ketergantungan Indonesia terhadap perekonomian global tidak sebesar negara-negara lain, sehingga dampak perlambatan ekonomi global lebih besar di negara-negara lain yang punya pasar lebih kecil dan terintegrasi dengan ekonomi global lebih besar lewat perdagangan.
"Indonesia itu pasar dalam negerinya besar dan integrasi ke globalnya itu tidak sebesar negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, apalagi Singapura. Makanya daya tekannya tidak sebesar mereka, sehingga pelambatanya juga tidak sebesar mereka," pungkasnya.
Jaga Cadev
Sementara itu Analisis DCFX Lukman Leong menyarankan agar pemerintah perlu menjaga cadangan devisa karena tahun depan mata uang dollar Amerika akan menjadi ‘safe haven’ jika terjadi perlambatan ekonomi.
“Cadangan devisa sangat penting, begitu pula dengan investasi asing," kata Lukman, Jumat (9/12). Dana asing diproyeksi akan mengalir lewat investasi di sektor pertambangan, dan yang terkait dengan Electric Vehicle (EV).
Langkah Bank Sentral Amerika, The Fed, menempatkan suku bunga mereka paling menarik diantara semua suku bunga. Dolar Amerika disebut akan memberikan imbal hasil terbaik di tahun depan.
Selain menjaga cadangan devisa, untuk menopang perekonomian Indonesia ke depan, Lukman mengatakan, “Hal lain yang penting adalah kestabilan harga agar bisa menjaga daya beli masyarakat. Tidak bisa dipungkiri, perekonomian kita ditopang oleh domestik ekonomi, akan semakin kuat jika barang tersedia dan daya beli terjaga."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat