Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngotot Relokasi SDN Pondok Cina 1, PKB: Masa Depan Peserta Didik Dibunuh Walikotanya!

Ngotot Relokasi SDN Pondok Cina 1, PKB: Masa Depan Peserta Didik Dibunuh Walikotanya! Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru Bicara muda Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dira Martamin menilai, Wali Kota Depok, Muhammad Idris tengah menunjukan sikap arogansi dan tengah mengkerdilkan dunia pendidikan.

Hal tersebut dia ungkap sebagai respons dari ultimatum Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terkait pengosongan dan relokasi kegiatan belajar mengajar di SDN Pondok Cina 1, hingga 12 Desember 2022 nanti.

"Ultimatum tersebut menunjukkan Wali Kota Depok Muhammad Idris lebih mengedepankan ego, ketimbang melihat nasib anak didik di SDN Pondok Cina 1. Dia tidak peduli nasib anak didik, yang penting pembangunan terlaksana," kata Dira dalam keterangan resminya, Minggu (12/12/22).  Baca Juga: Juru Bicara Milenial PKB Soal Badai PHK di Perusahaan Start-Up: Efesiensi Bukan Berarti PHK!

Dira menilai, hal tersebut terjadi karena Idris sudah terlalu lama memimpin Depok. Sehingga, kata dia, suara perlawanan dari orangtua murid pun dianggap angin lalu.

"Jangankan di perhatikan, di dengar saja tidak. Roh pendidikan di Kota Depok mati sejalan di tutupnya SDN Pondok Cina 1. Kekuasaan bisa semena-mena tanpa melihat banyak korban berjatuhan. Masa depan anak didik di SDN Pondok Cina 1 dibunuh wali kota," ujarnya.

Dira menilai, Idris tega melakukan hal tersebut sebab ingin meninggalkan lagecy akhir massa jabatan. Dia menyebut Idris ingin membuat sesuatu agar namanya dikenang warga Depok. 

"Dan saya yakin nama Wali Kota Depok akan dikenang warga sebagai bapak penghancur pendidikan," ucapnya. Baca Juga: PKB Sebut Muhaimin Kaget Soal 'Komposisi Baru' Jika Gerindra Berpaling

Dira menuturkan, jika ingin cap sebagai 'bapak penghancur pendidikan' tidak melekat di wali kota, sebaiknya Pemkot Depok mengubah keputusannya dengan mencari lahan lain yang lebih strategis untuk dilakukan pembangunan.

"Dengan begitu SDN Pondok Cina 1 tetap berdiri. Peserta didik bisa kembali menjalankan kegiatan belajar mengajar. Jangan korbankan mereka hanya untuk pembangunan," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: