Guru Besar IPB University: Negara Rugi 30 Ribu Triliun Rupiah Akibat Degradasi Hutan
Hutan hujan tropis di dunia hanya ada di tiga wilayah di dunia, yakni Amerika Selatan (sekitar 400 juta hektar/ha) berpusat di lembah Sungai Amazon, Brazil, Indonesia, dan Malaysia (sekitar 250 juta ha) dan di Afrika Barat (180 juta ha) lembah Sungai Congo sampai Teluk Guyana.
Hutan hujan tropis merupakan ekosistem klimaks, terdapat setengah spesies flora dan fauna di seluruh dunia. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar di dunia" karena hampir 1/4 obat modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan tropis, penyangga jasa lingkungan terbaik (fungsi tata air/hidroorologis, menyerap karbon dan menghasilkan oksigen) dan menyimpan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.
Baca Juga: Mahasiswa IPB University Ciptakan Alat Pengangkat TBS Sawit dengan Manfaatkan Bobot Truk
"Berdasarkan hasil paduserasi Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) pada tahun 1999, diperkirakan hutan alam yang terdegradasi mencapai 50 juta ha. Kerusakan hutan sebagian besar karena kegiatan pembalakan liar dan telah menyebabkan kerugian negara dan lingkungan yang sangat besar," jelas Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Prof Basuki Wasis saat Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah, (24/11/2022).
Ia menjelasakan, hasil penafsiran citra satelit menunjukkan laju perusakan hutan alam tahun 1985-1997 tercatat 1,6 juta ha/tahun, tahun 1997-2000 tercatat 2,8 juta ha/tahun. Dan tahun 2000-2003 semakin tidak terkendali.
"Akibatnya, secara materi telah menyebabkan kerugian negara sekitar Rp30.000 triliun. Sungguh sangat ironis, negara Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang demikian kaya namun pada kenyataannya negara dan rakyatnya banyak yang miskin," imbuhnya.
Di samping itu, tambahnya, telah terjadi kerusakan lingkungan yang menyebabkan terjadinya bencana banjir, kekeringan, kebakaran, munculnya hama dan penyakit, pemanasan global, tanah longsor, dan erosi. Akibatnya, rakyat Indonesia semakin sengsara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: