Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasus Stunting Jabar Masih Terbilang Tinggi, Alasannya...

Kasus Stunting Jabar Masih Terbilang Tinggi, Alasannya... Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) mencatat angka prevalensi stunting di Jawa Barat dari tahun 2018 hingga 2021 mengalami penurun. Dari 31,5 persen pada 2018, angka stunting Jabar kini berada di angka 24,5 persen. Angka tersebut menunjukan penurunan cukup signifikan dibanding tahun 2018 yaitu 31,5 persen.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, menegaskan, meski terjadi penurunan, angka prevalensi tersebut masih terbilang cukup tinggi. Mengingat, jumlah penduduk Jabar merupakan yang terbesar se-Indonesia. Sementara, di tahun 2022 ini angka stunting di Jabar telah mengalami penurunan meskipun belum signifikan.

Baca Juga: Gus Halim Panen Raya Varietas Padi yang Efektif Cegah Stunting

"Alhamdulillah trennya positif, tetapi kan penduduk Jabar sangat banyak sekitar 53 juta jiwa. Konsekuensinya termasuk sunting bahkan tenaga kerja juga banyak. Akan tetapi, ini semua kita sedang ikhtiar maksimal dengan para kepala daerah dan DPRD untuk menurunkan angka stunting di Jabar," kata Uu kepada wartawan usai mengikuti acara Jabar Sunting Summit 2022, di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (13/12/2022).

Maka dari itu, BKKBN bersama Pemerintah daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar menyiapkan skema untuk percepatan penurunan stunting di tingkat Kabupaten/Kota se-Jabar pada tahun 2022 hingga 2024.

Terlebih, usai terbitnya Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting yang ditindaklanjuti BKKBN dengan Peraturan BKKBN Nomor 12 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia tahun 2021-2024 atau  dikenal dengan RAN PASTI.

Uu menambahkan, agar kasus stunting di Jabar dapat teratasi secara maksimal, dibutuhkan adanya kolaborasi antara pemerintah daerah (Pemda) dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov). Dia juga mengimbau kepada para bupati dan wali kota di seluruh Jabar untuk segera menganggarkan terkait dengan penyelesaian kasus. Sebab, saat ini, Uu mengaku bahwa Pemprov Jabar telah merencanakan penganggaran di tahun 2023 untuk pencegahan kasus tersebut.

"Kalau tidak ada anggaran, tidak akan maksimal. Makannya kenapa saya minta untuk menganggarkan di kabupaten kota, supaya ini ada kolaborasi, dan ini juga gerakannya harus bersamaan," ungkapnya.

Untuk itu, Uu berharap penanganan sunting di wilayah Jabar dapat selesai secara cepat dan maksimal.

"Sebenarnya kendalanya tidak ada, cuman mungkin kesadaran saja kita tentang hal itu, dan hal itu kalau menurut kami bukan sesuatu hal yang cukup berat," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: