Elektabilitas Ganjar Kalahkan Anies, PDIP: Gak Cukup, Keputusan Capres 2024 Tetap di Tangan Megawati
Kredit Foto: Tangkap Layar/YouTube Arsip Nasional RI
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menerangkan, keputusan PDIP terkait capres tak hanya mempertimbangkan faktor elektabilitas semata. Ia menekankan, capres dari PDIP harus memiliki karakter dan rekam jejak yang baik.
"Kalau dari PDIP jelas, keputusan tidak hanya didasarkan pada aspek elektoral. Keputusan didasarkan pada karakter pemimpin, kinerja pemimpin, rekam jejak pemimpin," ujar Hasto, di Yogyakarta, kemarin.
Selain itu, Hasto menyebut, capres PDIP harus dapat menyatukan diri dengan rakyat. Dia lalu menekankan, capres dari Banteng merupakan hak prerogatif Megawati, yang telah diberikan mandat oleh kongres.
"Ibu Mega lah yang nanti akan memutuskan siapa yang akan dicalonkan oleh PDIP," lanjut Hasto.
Mengenai waktu deklarasi capres PDIP, Hasto bilang, menunggu momentum yang baik. PDIP tidak mau terburu-buru. Sebab, deklarasi capres harus melihat kesiapan aspek sosial, ekonomi, hingga politik.
"Bagaimana dinamika politik internasional juga dilihat. Kesiapan partainya, kesiapan pendukungnya, semua dilihat," jelas dia.
Kenapa PDIP terkesan selow meski ada kadernya yang memiliki elektabilitas tinggi? Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, wajar PDIP selow. Sebab, cuma PDIP yang bisa mengusung capresnya secara mandiri. Tidak harus mencari-cari koalisi agar memenuhi ambang batas pencalonan presiden yaitu 20 persen suara nasional atau 25 persen kursi di DPR.
"Bahkan jika harus menempatkan posisi sebagai cawapres sekalipun, PDIP tidak akan risau. Nah, ini yang memicu PDIP tidak terkesan tertarik dengan Ganjar. Karena bagi Mega, usung Ganjar atau Puan, bisa saja dalam hitungan mereka sama terkait peluang menang atau kalahnya di Pilpres," tukas Dedi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih