Selanjutnya, kata dia perekonomian dunia diprediksi akan mengalami “kegelapan” pada tahun 2023 mendatang. Hal itu terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yang dikenal dengan istilah The Perfect Storm, diantaranya seperti inflasi yang tinggi dan tak terkendali, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan perekonomian mulai dari kontraksi ekonomi yang menuju resesi ekonomi hingga stagflasi.
"Dalam penelitian ini diuji persepsi masyarakat terhadap optimism masyarakat dalam menghadapi fenomena ekonomi global 2023 menuju resesi hasil survei menunjukan masyarakat Indonesia cenderung optimis dalam menghadapi kondisi ekonomi di tahun mendatang tahun 2023 Hal tersebut terlihat dari 79,2 % respoden yang menganggap ekonomi mereka akan lebih baik di tahun depan.dan hanya 20,8 yang pesimis, "imbuhnya.
Tak hanya itu, persepsi tersebut didukung dengan keyakinan mereka dalam menghadapi ancaman ekonomi yang masing-masing mencapai 79,7% dan yang tidak yakin sebanyak 20,3 %.
"Jika dilihat berdasarkan jenis kondisinya, mayoritas responden menganggap pendapatannya dan keluarga akan lebih baik pada 2023. Hal tersebut disampaikan oleh 77,9% respoden dengan alasan masyarakat optimis bahwa ketersediaan lapangan kerja di tahun depan akan lebih baik.
Kemudian, berdasarkan temuan survei , sebanyak 82,2 % responden menyatakan “tidak setuju” terhadap usulan penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi dengan alasan apapun. Hanya 8,4% responden yang mengaku “setuju” dan sebanyak 9,4% menjawab tidak tahu alias tidak dapat memberikan tanggapan.
Hasil penelitian didapati bahwa alasan masyarakat tidak setuju pemilu ditunda sebanyak 55,6 % masyarakat meyatakan bahwa pemilu 2024 bisa memberikan dampak tumbuhnya perekonomian dan lapangan kerja , sebanyak 20,8% meyatakan saatnya masyarakat bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari gelaran pemilu 2024 seperti pada gelaran 2024 .sebanyak 23,6 % sudah saatnya pemerintahan Jokowi diakhiri dan akan dikenang sebagai presiden yang dekat dengan rakyatnya.
Hasil penelitian ini juga mengungkapkan preferensi masyarakat terhadap partai politik yang akan dipilih jika pemilu digelar hari ini dengan pertanyaan terbuka terhadap 1988 respoden dan hasilnya Partai GOLKAR menjadi partai yang paling banyak dipilih yaitu dipili sebanyak 15,1 persen ,kemudian PDI Perjuangan dipilih sebanyak 14,3 persen , Partai Gerindra 14,1 persen ,Nasdem 6,3 persen, Demokrat 6,2 persen ,PKS 6,1 persen ,PKB 5,2 persen , Perindo 4,4 persen,PAN 3,9 persen,PPP 3,7 persen dan partai lainnya digabungkan memiliki tingkat elektabilitas 2,9 persen Tidak tahu atau tidak menjawab 17,8 persen.
Dia menambahkan, hasil penelitian ini juga mengungkapkan preferensi masyarakat terhadap partai politik yang akan dipilih jika pemilu digelar hari ini dengan pertanyaan tertutup mengunakan kertas kuisioner terhadap 1988 respoden dan hasilnya Partai GOLKAR menjadi partai yang paling banyak dipilih yaitu dipilih sebanyak 17,4 persen ,kemudian PDI Perjuangan dipilih sebanyak 15,2 persen , Partai Gerindra 14,9 persen , PKB 5,2 persen, Nasdem 6,5 persen , Demokrat 6,3 persen PKS 6,1 persen , Perindo 4,7 persen ,PAN 4,3 persen, PPP 4,1 persen persen dan partai lainnya digabungkan memiliki tingkat elektabilitas 3,6 persen dan Tidak tahu atau tidak menjawab 10,2 persen.
Kriteria Presiden 2024 menurut masyarakat yang diujikan pada 1988 respoden sebanyak 80,2 persen ingin Presiden setelah Presiden Jokowi bisa melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintah Jokowi dan harus dilanjutkan ,kemudian sebanyak 85,2 persen ingin Presiden yang mengetahui apa yang diinginkan serta dibutuhkan oleh rakyatnya.sebab Indonesia adalah negara besar. Oleh karena itu, jangan sampai sosok pemimpin atau presiden mendatang hanya sekadar duduk manis di Istana.
Karakter pemimpin /Presiden yang diinginkan masyarakat tergambar dalam jawaban 1988 respoden dimana sebanyak 87,2 persen menginginkan menginginkan presiden yang memiliki inovasi kebijakan yang akan memperbaiki kualitas hidup banyak orang. Selain itu, anak muda menginginkan kebijakan inovatif sekaligus konkret mengatasi permasalahan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: