Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Pendidikan Tahan Krisis, BMBL Semakin Mantap Untuk Segera Melantai di Bursa

Industri Pendidikan Tahan Krisis, BMBL Semakin Mantap Untuk Segera Melantai di Bursa Kredit Foto: PT Lavender Bina Cendikia Tbk
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL), calon emiten Pendidikan Bimbingan Belajar dan Konseling Swasta berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO)  sebanyak 280 juta saham baru atau 27,19% dari modal ditempatkan dan disetor BMBL setelah IPO saham. Bersamaan dengan pencatatan saham akan dicatatkan pula sebanyak-banyaknya 224 juta Waran Seri I. Dalam aksi ini, perseroan menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT KGI Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

“Harga saham BMBL yang ditawarkan kepada publik berada di rentang Rp187 sampai Rp196 per saham. Dana segar yang berpotensi diraup BMBL sebanyak-banyaknya sebesar Rp54.88 miliar. Perseroan secara bersamaan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 224 juta Waran Seri I dengan perbandingan 10 Saham Baru mendapatkan 8 Waran Seri I,” kata Mukti Wibowo Kamihadi selaku Deputy Director Investment Banking PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, di Jakarta, Selasa (20/12/2022). 

Baca Juga: Elitery Siap IPO, Bidik Dana Segar Hingga Rp75 Miliar!

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT KGI Sekuritas Indonesia , Antony Kristanto mengatakan, penawaran awal (book building) dilakukan pada 19-26 Desember 2022. “BMBL dapat menerima pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk IPO pada 29 Desember 2022 dan dapat dicatatkan di BEI pada 6 Januari 2023,” ucapnya. 

Sementara itu, Direktur Utama BMBL, Galih Pandekar mengatakan, akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk dua keperluan. Pertama, sekitar 75% digunakan untuk Capex berupa pelunasan pembelian apartemen dan bangunan, pembelian ruang kantor, penambahan ruang kelas, renovasi kantor dan ruang kelas, renovasi bangunan dan apartemen, pengembangan kanal pembelajaran digital, pengembangan konten untuk pembelajaran digital dan program Virtual Reality. Kedua, sekitar 25% akan digunakan untuk Modal Kerja berupa biaya pemasaran, biaya training dan biaya konsultan pengembangan (untuk SDM dan Keuangan).

Baca Juga: Realisasikan Dana IPO, KDTN Langsung Tancap Gas Lakukan Groundbreaking Hotel di Rest Area Tol Cipali

Galih mengatakan, target market usaha BMBL adalah siswa yang ingin masuk PTN dan orangtua dari siswa ingin anaknya lulus di PTN. BMBL mengkhususkan segmen kelas menengah atas dalam target usahanya. Menurut BPS (2021) jumlah orang tua dengan skala umur 40-59 tahun berjumlah 68.116 dengan sekitar 44 - 50% tergolong dalam kelas menengah ke atas. 

“Jika dilihat kembali, sebanyak 134.015 orang masuk ke dalam kelas menengah yang saat ini merupakan salah satu golongan terbesar penggerak ekonomi di Indonesia dan 115.000.000 orang di Indonesia berpotensi naik ke kelas atas (Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Rolande Pryce, 2022). Dengan demikian prospek usaha bimbel lavender masih terbuka sangat besar dengan menargetkan target market pada segmen orangtua siswa sebagai pelanggan Perseroan,” ucapnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: