Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Dukung Pemerintah Gunakan CNG untuk Moda Transportasi

Pertamina Dukung Pemerintah Gunakan CNG untuk Moda Transportasi Kredit Foto: Pertamina.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertamina mendukung sepenuhnya arahan Pemerintah untuk pemanfaatan Bahan Bakar Gas untuk moda transportasi. Dukungan tersebut diwujudkan melalui implementasi DDF (Diesel Dual Fuel) kombinasi dari bahan bakar Solar dan CNG (Compresses Natural Gas). 

Implementasi penggunaan CNG merupakan sinergi dalam kerangka transisi energi yang dijalankan PT Pertamina Patra Niaga selaku pengelola Mobil Tangki Logistik dan PT Pertamina Gas Negara (PGN) Tbk. selaku penyedia CNG. 

Adapun PGN melakukan inovasi dalam menyediakan mobile SPBG serta LNG/CNG Trucking untuk mengakselerasi bauran energi dari gas, baik untuk transportasi maupun industri.

Baca Juga: Pertamina Klaim Pipa Minyak Rokan Salurkan 147 Ribu Barel Minyak per Hari

Penggunaan CNG untuk moda transportasi merupakan komitmen Pertamina untuk menurunkan emisi karbon, di mana emisi karbon gas alam lebih rendah 40% dibanding bahan bakar minyak. Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi cadangan gas yang besar, sehingga untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan energi nasional sangat penting mengakselerasi peningkatan bauran energi dari gas produksi dalam negeri..

Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Erry Widiastono, mengatakan implementasi DDF merupakan komitmen Pertamina dalam rangka mengurangi emisi karbon dan implementasi ESG (Environmental, Social, and Governance) di perusahaan.

“Diharapkan dengan implementasi DDF maka biaya operasional akan semakin efisien, juga pemakaian volume CNG akan meningkat sesuai dengan target Kepmen ESDM 47/2021, serta  tercipta ekosistem pemanfaatan BBG sebagai energi transisi,” ujar Erry dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (28/12/2022). 

Sementara itu, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan menyatakan bahwa PGN sebagai Subholding Gas Pertamina mendukung penuh program konversi BBG Pertamina. 

Di sisi lain, PGN telah menargetkan perluasan pemanfaatan BBG untuk transportasi darat dalam 5 (lima) tahun ke depan. Konversi ke BBG pada truk logistik BBM, diharapkan bisa semakin meningkatkan optimalisasi SPBG.

“Dengan penggunaan DDF akan memberikan  penghematan biaya bahan bakar pada truk dual fuel sampai dengan 30%. Secara teknis, DDF telah memenuhi standar keamanan di antaranya dari Kementerian ESDM Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian,” ujar Heru. 

PGN menargetkan untuk mengonversi 1.000 unit truk/ bus dalam lima tahun ke depan. Secara bertahap, konversi ke BBG juga akan dilakukan pada kendaraan kecil sekitar 18.000 unit.

PGN menyiapkan 57 titik lokasi SPBG, termasuk Mobile Refulling Unit (MRU) untuk menyediakan serta mendistribusikan BBG, berupa CNG untuk transportasi darat. BBG dan infrastruktur pendukungnya untuk kendaraan darat akan disupply Anak Perusahaan PGN yaitu PT Gagas Energi Indonesia.

Lokasi SPBG akan tersebar di Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan. Lokasi SPBG berada di jalur utama Sumatera Jawa dan jalur logistik nasional, sehingga akan mendorong Pertamina untuk mengonversi truk logistik menggunakan CNG. 

Inovasi PGN menyediakan mobile SPBG serta LNG/CNG Trucking, merupakan upaya akselerasi bauran energi dari gas, baik untuk transportasi maupun industri.

Pada fase awal, penggunaan Gas Transport Module (GTM) dan Mobile Refulling Unit (MRU) untuk menyuplai CNG ke truk angkut BBM. Fase selanjutnya yaitu revitalisasi SPBG Plumpang untuk supply CNG ke truk angkut BBM dan kendaraan umum.

“Pada prinsipnya, gas bumi untuk kendaraan darat dimaksimalkan untuk memanfaatkan potensi gas bumi dalam negeri yang masih melimpah di masa transisi energi ini. Bonusnya, gas bumi untuk bahan bakar kendaraan dapat lebih hemat dan ramah lingkungan. Tentunya dapat berkontribusi untuk upaya penurunan emisi karbon sebesar sampai dengan 40 persen,” tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: