Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendirian SAS oleh SKB Food Jadi Bukti Komitmen UMKM Naik Kelas Berkelanjutan

Pendirian SAS oleh SKB Food Jadi Bukti Komitmen UMKM Naik Kelas Berkelanjutan Kredit Foto: SKB Food
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Sari Kreasi Boga (SKB Food) Tbk (RAFI) mendirikan entitas anak usaha baru yaitu PT Sumber Asri Sejahtera (SAS). Pengembangan usaha dari perusahaan berbadan hukum Usaha Dagang (UD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) tersebut memperkuat bukti nyata kemampuan naik kelas dari para UMKM Indonesia.

”Kami bangga dan mengapresiasi manajemen SKB Food yang mau serta mampu berupaya membantu sebuah entitas bisnis UMKM di daerah supaya semakin berkembang. Kami yakin ini sangat strategis secara bisnis baik untuk SKB Food maupun SAS itu sendiri serta pada saat yang sama mendorong kemajuan UMKM Indonesia,” ucap Komisaris Utama SKB Food, Jadug Trimulyo Ainul Amri. 
Baca Juga: KADIN: UMKM Topang Ekonomi Rumah Tangga RI, Tahun Depan Bakal Diperkuat!

Seperti diketahui, SAS merupakan perusahaan bergerak di bidang industri pengolahan dan perdagangan besar yang bertempat di Madiun, Jawa Timur. Terutama produksi dan distribusi beras medium serta premium dengan kapasitas produksi 100 ton per hari. 

Semula, SAS merupakan entitas bisnis berbadan hukum Usaha Dagang (UD) yaitu Usaha Dagang Sumber Asri Sejahtera. Kehadiran SKB Food kemudian mendorong perusahaan ini semakin berkembang baik dari sisi tata kelola administrasi maupun produksi dan pemasaran.

”Hal ini juga tentunya menjadi bukti bahwa SKB Food tidak sekadar naik kelas sendiri lalu berhenti sampai saat melakukan IPO pada Agustus 2022 saja. Kami ingin mendorong dan membantu lebih banyak lagi UMKM Indonesia, khususnya di bidang pangan, semakin maju dan berkesinambungan secara jangka panjang sehingga memperkuat peran strategisnya dalam perekonomian nasional,” ungkap Jadug.

Baca Juga: BNI Suntik Dana Ratusan Miliar Rupiah ke Garudafood Milik Konglomerat Sudhamek

Direktur Utama SKB Food, Eko Pujianto, mengumumkan SKB Food melakukan sejumlah pengembangan sehingga SAS didirikan sebagai sebuah Perseroan Terbatas (PT) dan menjadi entitas anak usaha SKB Food dengan nilai investasi sebesar Rp32,7 Miliar. Dana tersebut bersumber dari sebagian keuntungan SKB Food dan bukan berasal dari dana hasil IPO. Komposisi kepemilikan SAS adalah sebesar 54,5% oleh SKB Food dan sebesar 45,5% sisanya dimiliki Edi Prayitno. 

”Alhamdulillah, sesuai komitmen kami saat proses IPO dan tercantum dalam prospektus, SKB Food akan terus melakukan pengembangan bisnis di bidang food supply yang salah satunya melalui aksi korporasi berupa pendirian anak usaha yaitu PT Sumber Asri Sejahtera (SAS). Ini merupakan langkah strategis bagi SKB Food untuk semakin berkembang secara berkelanjutan dan jangka panjang dalam rangka terus memberikan nilai tambah kepada industri food supply dan tentunya para pemegang saham,” ungkapnya.

Selain SAS, sebelumnya PT Laziza Rahmat Sejahtera (LRS) juga resmi menjadi bagian dari SKB Group melalui proses akuisisi yang telah selesai pada tahun 2022 ini.

Eko mengatakan kehadiran SAS memperkuat serta memperluas kegiatan usaha perdagangan food supply dalam jumlah besar dari SKB Food. Dengan begitu sebaran seluruh produk SKB Food akan semakin luas.

“Melalui pembentukan anak usaha baru ini SKB Food ingin mewujudkan diverisfikasi kegiatan usaha food supply yang sudah ada seperti daging, daging olahan, telur, susu, minyak dan beras tentunya,” terangnya.

Baca Juga: MenKopUKM: Pemerintah Bagi Dua Kelompok UMKM untuk Pengembangan

Direktur utama PT SAS, Angky Dwi Seffyanto, mengucapkan syukur sekaligus optimistis akan pengembangan SAS secara jangka panjang pasca aksi korporasi yang menjadikannya sebagai bagian dari SKB Group ini. ”SKB Food memiliki pengalaman dan rekam jejak yang positif di industri makanan dan minuman bukan hanya skala nasional bahkan internasional,” ucapnya.

Dengan kapasitas produksi 100 ton perhari, menurutnya, SAS diharapkan dapat memenuhi sebagian kebutuhan ke seluruh Indonesia sambil terus berupaya semakin berkembang. Sebab potensi permintaan untuk SAS diperkirakan mencapai 5.000 (lima ribu) ton perbulanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: