Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Crypto Winter! Nggak Usah Cemas, Terapkan Saja Metode ini

Hadapi Crypto Winter! Nggak Usah Cemas, Terapkan Saja Metode ini Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah diterpa fase bearish di tahun 2022, optimisme terhadap kripto dirasa akan mulai terbangun di tahun 2023. Momen Bitcoin Halving Day yang akan berdampak menaikkan harga Bitcoin nantinya, membuat Harga altcoin pun memiliki kesempatan besar untuk turut naik mengikuti harga Bitcoin.

Bagi para investor kripto, momen di tahun 2023 ini tentu adalah momen tepat untuk mengakumulasikan portofolio kripto di harga yang cukup rendah. Salah satu strategi mengakumulasikan kripto untuk investasi jangka panjang yaitu melalui metode Dollar Cost Averaging (DCA). Baca Juga: Pascakeruntuhan, FTX Pulihkan Aset Likuid Senilai US$5 Miliar dalam Bentuk Tunai dan Kripto

Dollar Cost Averaging adalah upaya investor membagi porsi investasi dengan memasukkan jumlah nominal yang sama dan rutin, dalam rentang waktu tertentu.

CEO Indodax, Oscar Darmawan menjelaskan, dollar cost averaging merupakan cara yang terbilang cukup ciamik untuk terhindar dari kerugian dan agar investor bisa terhindar dari FOMO, tidak impulsif, investasi sesuai plan, dan lebih bijak dalam mengatur pengeluaran.

"Dengan membeli kripto menggunakan metode dollar cost averaging. Misalnya, investor memiliki uang dingin sebesar Rp3 juta. Dibanding membeli Bitcoin langsung senilai Rp3 juta, dengan metode dollar cost averaging, investor membeli Bitcoin secara rutin sebesar Rp250 ribu setiap bulannya selama satu tahun," ujar Oscar di Jakarta, Kamis (12/1/2023).

Dengan begitu, lanjut Dia, potensi risiko kerugian akan lebih kecil terlebih jika harga Bitcoin tiba-tiba turun. Bahkan, dengan metode dollar cost averaging ini, investor akan cenderung lebih beruntung dalam beberapa momen tertentu.

Oscar menambahkan, meskipun menggunakan strategi DCA ini pertumbuhan profitnya tidak terlalu besar dan cenderung lambat, namun hal tersebut tentu tidak mengapa mengingat hakikat investasi adalah sebagai tempat lindung nilai tidak semata-mata mencari profit dalam jumlah besar.

"Metode Dollar Cost Averaging, Kenaikan profit memang tidak terlalu besar, namun jika kita melihat secara kacamata jangka panjang, ini berpotensi menghasilkan nilai aset yang lebih tinggi," jelas Oscar. Baca Juga: Soal Kripto Bakal Diawasi BI dan OJK di RUU P2SK, Begini Respon Bos Indodax

Tidak hanya untuk investasi jangka panjang, metode dollar cost averaging adalah cara yang cocok bagi para investor pemula ataupun investor yang tidak memiliki waktu luang yang banyak. "Jadi, bagi para investor yang ingin menggunakan metode dollar cost averaging bisa memulai dilakukan di harga saat ini ketika pasar sedang bearish," tutup Oscar.

Memasuki bulan Januari 2023, harga Bitcoin terlihat cenderung mengalami kenaikan. Berdasarkan data dari Indodax per hari Kamis 12 Januari 2023 jam 14.00, Bitcoin (BTC) berada di harga 277 juta rupiah per 1 bitcoin, sementara harga Ethereum (ETH) berada di harga 21 juta rupiah per 1 Ethereum.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: