Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jika Reshuffle Kabinet Fix Dilakukan, Presiden Jokowi dan Nasdem Bakal Saling Diuntungkan, Kok Bisa?

Jika Reshuffle Kabinet Fix Dilakukan, Presiden Jokowi dan Nasdem Bakal Saling Diuntungkan, Kok Bisa? Kredit Foto: ANTARA FOTO
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan jika reshuffle kabinet dilakukan, pada dasarnya tidak ada pihak yang dirugikan. Baik pihak pemerintahan, yaitu Presiden Jokowi dan Partai Nasdem. 

"Berkali-kali saya mengatakan, kedua-duanya diuntungkan kok kalau ada reshuffle," tegas Ray, dikutip pada Sabtu (14/1/2023).

"Pak Jokowi diuntungkan karena dia merasa tidak ada lagi 'orang yang nggak sejalan sama saya kok masih ada di kabinet?', tapi NasDem juga diuntungkan karena bisa fokus untuk mencitrakan Anies sebagai antitesa Jokowi," sambungnya.

Baca Juga: Menohok Banget! Sebut 'Jokowi Kasihan', Relawan Ingatkan Megawati Kalah Dua Kali di Pilpres

Ray menilai manuver politik Partai NasDem, yakni mendeklarasikan Anies Baswedan sekaligus ingin bertahan di kabinet Jokowi membuat publik juga jadi meragukan komitmen perubahan yang ditawarkan.

Namun kini peta politik juga seolah semakin kabur dengan beredarnya isu Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, siap mencabut dukungan terhadap Anies apabila memang diperintahkan Jokowi.

"Kalau sebelumnya saling menjauh, kayanya sekarang ada arus saling meBaca Juga: Rocky Gerung: Tim Jokowi Punya Persiapan Tampil Ulang untuk Pemilu 2024ndekat, khususnya dilakukan oleh Surya Paloh yang mengatakan kalau Pak Jokowi memerintahkan kita untuk mencabut (dukungan ke Anies), ya kita akan cabut," ungkap Ray.

Direktur Lingkar Madani Indonesia itu menilai isu tersebut bermakna dua hal. 

"Pertama, memang ada kemungkinan NasDem mau mendekat kembali. Makna kedua, karena NasDem tahu Pak Jokowi nggak akan ngomong gitu," terang Ray.

"Akibatnya membuat NasDem (membangun citra) bukan orang yang ingin berpisah dari Pak Jokowi, tapi Pak Jokowi-nya yang memang mau menjauh dari mereka," sambungnya.

Pegiat media sosial Nong Darol Mahmada yang menjadi pembawa acara pun mencoba menyimpulkan penjelasan Ray Rangkuti tersebut.

"Jadi bukan keinginan dari pihak NasDem-nya tapi justru Jokowi (yang mendorong NasDem keluar dari kabinet)? Artinya NasDem ingin playing victim?" tanya Nong Darol.

"Iya. Di satu segi seperti itulah," tegas Ray.

Menurut Ray Rangkuti, Partai NasDem seolah tengah menantang Jokowi untuk memerintahkan mereka mencabut dukungan terhadap Anies.

Baca Juga: Dampingi Jokowi Pantau Stadion Indoor GBK, Menteri Basuki: Ini Arena Multifungsi Terbesar di RI

"(Tapi) mana mungkin Pak Jokowi mengatakan, 'Tolong cabut lagi dukungan terhadap Anies? Batalkan!' Kan nggak mungkin, pasti efeknya negatif terhadap Pak Jokowi," tutur Ray.

"Karena itu sudah terukur nih, nggak akan dilakukan oleh Pak Jokowi tapi saat yang bersamaan NasDem terlihat bukanlah orang yang mau misahkan diri dari Pak Jokowi, tapi Pak Jokowi lah yang mendesak mereka untuk keluar dari situasi ini," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: