Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Posisi Gak Aman Benjamin Netanyahu, Rakyat Israel Sendiri Saja Sampai Beraksi...

Posisi Gak Aman Benjamin Netanyahu, Rakyat Israel Sendiri Saja Sampai Beraksi... Kredit Foto: Antara/Alex Kolomoisky/Yedioth Ahronoth/POOL via REUTERS
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Puluhan ribu warga Israel berkumpul di Tel Aviv pada Sabtu (14/1/2023) malam untuk memprotes rencana pemerintah baru Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merombak sistem hukum dan melemahkan Mahkamah Agung. Menurut para kritikus, perombakan ini akan menghancurkan sistem checks and balances demokrasi negara.

Media Israel yang mengutip polisi mengatakan, sekitar 80 ribu orang berkumpul di Alun-alun Habima Tel Aviv, di tengah cuaca hujan dan dingin. Para pengunjuk rasa memegang bendera Israel dan spanduk bertuliskan "Pemerintah Kriminal," "Akhir dari Demokrasi" dan slogan-slogan lainnya.

Baca Juga: Bukan Cuma Palestina, Orang Israel Sendiri Waswas dengan Netanyahu yang Coba-coba 'Pilih' Hakim Agung

“Mereka mencoba menghancurkan check and balances demokrasi Israel.  Ini tidak akan berhasil,” kata Asaf Steinberg, seorang pengunjuk rasa dari Herzliya di pinggiran Tel Aviv. 

“Dan kami akan berjuang sampai menit terakhir untuk menyelamatkan demokrasi Israel," ujar Steinberg.

Tidak ada kerusuhan besar yang dilaporkan. Namun media Israel mengatakan kerumunan kecil terlibat bentrok dengan polisi saat mereka mencoba memblokir jalan raya Tel Aviv.

Polisi meningkatkan kehadiran mereka menjelang protes. Media Israel yang mengutip polisi mengatakan, petugas telah diinstruksikan untuk membiarkan protes berlangsung dengan damai. 

Tetapi mereka juga berjanji akan memberikan tanggapan keras terhadap vandalisme atau perilaku kekerasan apa pun. Protes skala kecil juga terjadi di kota-kota Yerusalem dan Haifa.

Protes tersebut menghadirkan tantangan awal bagi Netanyahu dan Menteri Keamanan Nasional ultranasionalis Itamar Ben-Gvir. Sebelumnya Ben-Gvir telah memerintahkan polisi untuk mengambil tindakan keras jika pengunjuk rasa memblokir jalan atau mengibarkan bendera Palestina.

Netanyahu, yang menghadapi tuduhan korupsi, telah menjadikan perombakan sistem hukum negara sebagai inti dari agendanya. Pemerintahan Netanyahu terdiri dari partai-partai nasionalis ultra-Ortodoks dan sayap kanan.

Mereka telah merilis proposal untuk melemahkan Mahkamah Agung dengan memberikan kekuatan kepada Parlemen untuk membatalkan keputusan pengadilan dengan suara mayoritas sederhana. Pemerintahan Netanyahu juga ingin memberikan kendali kepada parlemen atas penunjukan hakim dan mengurangi independensi penasihat hukum.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: