Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Studi Dentsu-Kantar Catat Adanya Praktisi Pemasaran Gagal Menangkap Peluang Masa Depan Berkelanjutan

Studi Dentsu-Kantar Catat Adanya Praktisi Pemasaran Gagal Menangkap Peluang Masa Depan Berkelanjutan Kredit Foto: Unsplash/Mailchimp

Ia menambahkan, " meskipun 73% pemasar percata bahwa keberlanjutan penting untuk kelangsungan bisnis dan pertumbuhan nilai, penilitian ini mengungkap hambatan taktis dan mendasar yang menghalangi pemasar untuk mengambil kepemimpinan berkelanjutan yang berarti. Ini termasuk fokus pada target pertumbuhan penjualan jangka pendek di atas semua target lainnya, kurangnya kejelasan dalam fungsi pemasaran seputar metrik keberhasilan dalam kaitannya dengan tujuan keberlanjutan, dan kurangnya sumber daya yang memadai atau pengembangan kemampuan untuk keberlanjutan dalam pemasaran. Inisiatif keberlabjutan oleh brand perlu menjawab kebutuhan konsumen dan kebutuhan bumi secara holistik dan bersamaan. Ini berarti pola pikir yang benar-benar baru bagi praktisi pemasaran dan pemimpin perusahaan".

Perubahan sistem diperlukan untuk mencapai target keberlanjutan global dan memastikan masa depan bumi. Tidak diragukan bahwa bisnis, brand, dan mitra agensi memiliki kebutuhan dan peluang. Sebagai jembatan antara brand dan konsumen, praktisi pemasan memiliki peluang unik dan karenanya bertanggung jawab untuk menjadi agen perubahan generasi yang memengaruhi perilaku konsumen serta mendorong inovasi yang akan diinformasikan kepada pelanggan.

Untuk mencapai kemajuan yang mendalam dan menggerakkan keberlanjutan, studi dentsu dan Kntar menemukan bahwa fungsi pemasaran memerlukan perubahan filosofis, yaitu diberi mandat untuk mendorong inovasi di luar target penualan jangka pendek, untuk menciptakan pertumbuhan yang baik bagi masyarakat dan bumi, serta bisnis. Selain itu transformasi keberlanjutan perusahaan dan konsumsi berkelanjutan perlu menjadi prinsip untuk mengorganisir fungsi pemasaran.

Studi memperkirakan bahwa dengan membuat perubahan agresif ini, brand dapat mendorong perubahan perilaku dan gaya hidup untuk mencapai pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 40%-70% yang menurut sixth IPCC assessment report diperkirakan dapat tercapai.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: