Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Strategi Bahlil Kejar Target Investasi Rp1.400 triliun

Ini Strategi Bahlil Kejar Target Investasi Rp1.400 triliun Kredit Foto: Martyasari Rizky
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah menargetkan realisasi investasi pada tahun ini sebesar Rp1.400 triliun. Untuk mencapai nilai tersebut, pemerintah mengandalkan hilirisasi sebagai motor penggerak investasi.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan kebijakan hilirisasi masih terus menjadi fokus pemerintah untuk memberikan nilai tambah.

Bahlil menyebut kebijakan hilirisasi harus dilakukan jika ingin Indonesia naik kelas dari negara berkembang menjadi negara maju.“Kita fokus hiliriasi. Tidak ada cara lain untuk mendongkrak pertumbuhan investasi,”tegasnya dalam konferensi pers, kemarin.

Baca Juga: Kepada Anak Buahnya, Jokowi Perintahkan Hilirisasi Terus Berlanjut

Bahkan Bahlil menghitung potensi hilirisasi jika berjalan sesuai rencana sampai 2035 mencapai US$545,3 miliar atau sekitar Rp8.440 triliun (kurs Rp15.500) lewat delapan sektor prioritas.

Delapan sektor yang dimaksud meliputi sektor mineral, batu bara, minyak bumi, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan. "Total investasinya yang kalau kita bisa capai ke depan itu sebesar US$545,3 miliar. Ini angka yang tidak sedikit, ini angka fantastis,” tegasnya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan langkah hilirisasi akan terus dilanjutkan demi memajukan perekonomian nasional dan mencapai visi menjadi negara maju.

Jokowi menambahkan hilirisasi industri mutlak dilakukan agar Indonesia bisa mendapatkan nilai tambah dari komoditas sumber daya alam (SDA) yang diekspor. Itu telah dibuktikan dengan hilirisasi nikel yang turut mengerek pendapatan negara.

Jokowi mengungkapkan tujuh hingga lima tahun lalu, nilai ekspor nikel Indonesia dalam satu tahun hanya US$ 1,1 miliar. Kini melonjak hingga 18 kali lipat setelah pemerintah memutuskan agar nikel yang diekspor tak lagi bersifat mentah, melainkan yang telah diolah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: