Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ternyata Orang Denmark Juga Keganggu dengan Tindakan Politikus Garis Keras yang Bakar Al-Qur'an

Ternyata Orang Denmark Juga Keganggu dengan Tindakan Politikus Garis Keras yang Bakar Al-Qur'an Rasmus Paludan dari Denmark, dari partai sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras), bereaksi di Lergravsparken, di Kopenhagen, Denmark, 24 April 2019. Gambar diambil 24 April 2019. | Kredit Foto: Reuters/Ritzau Scanpix/Mads Claus Rasmussen
Warta Ekonomi, Copenhagen -

Pembakaran Al-Qur'an oleh politikus Swedia-Denmark Rasmus Paludan mendapat kecaman dari orang-orang yang tinggal di Denmark. Warga mengungkapkan kekesalan mereka atas tindakan pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras) pada Jumat (28/1/2023).

Tindakan pembakaran Al-Qur'an ini terjadi beberapa hari setelah Paludan melakukan aksi serupa di luar Kedutaan Besar Turki di Ibu Kota Swedia, Stockholm. Paludan mendapatkan izin dari polisi setempat untuk melakukan aksi tercela itu.

Baca Juga: Terendus Sosok yang Bekingi Pembakaran Al-Qur'an Oleh Politikus Garis Keras Swedia

Seorang ilmuwan Denmark, Ane Andresem (35 tahun) mengatakan, tindakan yang dilakukan Paludan telah membuat orang kesal. Menurut Andresem, perbuatan Paludan tidak masuk akal.

"Jadi menurut saya apa yang dia lakukan tidak masuk akal. Secara hukum, dia dapat melakukan apa pun yang dia inginkan, dia dapat mengatakan apa pun yang dia inginkan, tetapi bukan berarti semua hal yang dia lakukan itu benar. Saya bukan Muslim, tapi saya bisa melihat umat Islam frustrasi," kata Andresem, dilaporkan Anadolu Agency, Minggu (29/1/2023).

Andresem mengatakan, tindakan seperti Paludan di Swedia, Norwegia, dan Denmark diizinkan untuk melindungi kebebasan berekspresi. Seorang pengusaha Denmark berusia 51 tahun Dorchemie Svain menggambarkan Paludan sebagai orang gila. Svain mengatakan, sangat tidak masuk akal mengapa polisi dan negara mengizinkan Paludan melakukan aksinya.

"Jika (pembakaran Al-Qur'an) itu memprovokasi orang-orang ini, Anda tidak akan melakukannya. Mengapa Anda melakukan ini? Saya pikir Anda tidak boleh melakukannya. Mengapa Anda melakukannya jika perilaku seperti itu membuat orang marah atau kesal?" kata Svain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: