Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keruwetan Rumah Sakit di Suriah, Dokter Garis Depan Kewalahan: Kerja Berjam-jam, 5 Hari Tanpa Tidur

Keruwetan Rumah Sakit di Suriah, Dokter Garis Depan Kewalahan: Kerja Berjam-jam, 5 Hari Tanpa Tidur Kredit Foto: AFP

Dengan harapan memudar bagi mereka yang masih terjebak di bawah puing-puing, Haitham Diab, kepala departemen keperawatan di Rumah Sakit Al-Shifa di provinsi Idlib, mengatakan bahwa frustrasi tumbuh di antara mereka yang mencoba bertahan hidup dalam suhu beku dengan makanan dan pasokan medis yang semakin berkurang.

"Ketika daerah itu dibom oleh rezim Assad dan sekutunya, rumah sakit dulu menerima maksimal sekitar 15 cedera --dengan setiap pasien dialokasikan sejumlah dokter dan perawat untuk memberi mereka perawatan yang diperlukan," kata Diab kepada Middle East Eye.

Baca Juga: Heboh Tingkah Domba yang Bikin Geleng-geleng, Diduga Terkait dengan Gempa Turki dan Suriah

"Tapi banyaknya cedera yang harus kita tangani sejak gempa telah memberikan banyak tekanan pada staf medis kita," imbuhnya.

Pemerintah Suriah juga mengesampingkan bantuan untuk melakukan perjalanan langsung ke daerah yang dikendalikan pemberontak.

Empat titik bantuan lintas batas yang ditetapkan oleh PBB pada tahun 2014 secara bertahap telah ditutup oleh Damaskus dan Moskow, meninggalkan penyeberangan perbatasan Bab Al-Hawa sebagai satu-satunya pilihan yang tersisa.

Dr Shaker Al-Hamido, manajer Rumah Sakit Bab Al-Hawa, mengatakan bahwa rumah sakit seperti dia sangat membutuhkan obat-obatan dan pasokan medis, meskipun beberapa bantuan akhirnya mengalir masuk.

"Tim manajemen kami menjangkau ke Suriah American Medical Society (SAMS) dengan permintaan mendesak untuk persediaan medis tambahan," katanya.

"Kami akhirnya menerima beberapa dan mulai memperlakukan beberapa yang terluka," tegas Al-Hamido.

Korban tewas yang melonjak dan laju bantuan akan datang terlambat bagi ribuan orang masih putus asa untuk melihat orang yang mereka cintai diekstraksi dari bangunan yang hancur.

Dalam beberapa minggu mendatang, ketika upaya penyelamatan beralih ke tugas suram untuk memulihkan tubuh, korban yang tak terhitung jumlahnya akan membutuhkan obat untuk tekanan darah tinggi dan diabetes, obat-obatan yang kekurangan pasokan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: