Penuh Keajaiban, Tim Penyelamat dari Prancis, Jerman, dan Amerika Masih Bekerja di Turki di Hari ke-8
Mayer mengatakan timnya dimobilisasi segera setelah gempa back-to-back melanda pada hari Senin dan mereka tiba di Hatay pada Rabu.
"Bangunan khusus yang ada di belakang saya ini adalah sebuah bangunan tempat kami menemukan tiga orang. Mereka sangat dalam di bawah tanah dan kami menemukan mereka melalui anjing terlebih dahulu, sebenarnya, penduduk setempat di sini mengarahkan kami ke gedung ini dan kami memelihara anjing kami dan mereka juga menegaskan bahwa mungkin ada orang di sana," ungkapnya.
"Dan kami bertemu dengan beberapa teman dari militer Turki dan militer Turki membawa kamera pencitraan termal mereka dan mengambil gambar dan mereka berkata, 'Ya, ada beberapa kemungkinan'," katanya, menambahkan bahwa sekarang tim Prancis dan sukarelawan penyelamat dari Jerman juga membantu mereka menyelamatkan orang-orang yang terjebak di bawah balok beton.
"Jadi banyak orang yang berbeda bekerja sama," tambahnya.
Mayer mengungkapkan betapa dia terpesona oleh fakta bahwa orang Turki "sangat memberi" bahkan "di saat mereka kehilangan dan berduka."
"Ini tidak mudah tetapi yang menakjubkan adalah kami melihat bahwa orang Turki sangat mencintai orang dan mereka sangat memberi, dan tidak egois bahkan di saat kehilangan dan kesedihan. Jadi kami di sini untuk membantu semampu kami," katanya.
'Bencana terburuk di Eropa'
Malik, seorang tentara Jerman yang menjadi sukarelawan penyelamat di Hatay, mengatakan dia telah bekerja dengan tim Prancis dan AS sejak Rabu ketika dia tiba di zona bencana.
"Saya hanya harus membantu. Saya mendapatkan profesinya, saya tahu bagaimana melakukannya," imbuh Malik, ketika ditanya apa yang membuatnya memutuskan untuk datang ke Hatay sebagai sukarelawan.
Menggambarkan bencana itu sebagai "yang terburuk di Eropa", Malik, yang hanya berbagi nama depannya, mengatakan dia sangat ingin mengeluarkan orang hidup-hidup dari reruntuhan bangunan yang sedang mereka kerjakan.
Pekerjaan di gedung itu, katanya, "sangat sulit".
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement