Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei Y-Publica: PDIP-Gerindra Unggul, PSI Berpeluang ke Senayan

Survei Y-Publica: PDIP-Gerindra Unggul, PSI Berpeluang ke Senayan Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menuju tahun politik, elektabilitas PDIP masih kokoh bertahan pada posisi unggul. Temuan survei Y-Publica menunjukkan PDIP menduduki peringkat pertama dengan elektabilitas 19,2 persen, disusul oleh Gerindra sebesar 11,7 persen.

Sebanyak tujuh partai politik diprediksi lolos ke Senayan, termasuk di antaranya Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sepanjang satu tahun terakhir elektabilitas PSI cenderung bergerak naik, dan kini mencapai 5,8 persen, atau di atas ambang batas parlemen yaitu sebesar 4 persen.

Baca Juga: Pastikan Akan Jalin Koalisi, PDIP Sebut Mencari Lahan Baru untuk Pemilu 2024, Ada Apa?

"PDIP dan Gerindra unggul dalam peta elektabilitas partai politik, sementara itu PSI kembali naik dan berpeluang melenggang ke Senayan," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam press release di Jakarta, pada Selasa (14/2/2023).

Dalam setahun terakhir PDIP mengalami tren kenaikan elektabilitas dan tetap tidak berhasil digeser oleh partai-partai yang lain. Sedangkan Gerindra sempat tersalip oleh Demokrat pada survei bulan November 2022, dan kini kembali ke peringkat ketiga dengan elektabilitas 10,8 persen.

Menurut Rudi, PDIP berkembang menjadi partai yang dominan setelah menang pemilu dua kali berturut-turut. Kemenangan PDIP juga bersimbiosis mutualisme dengan Presiden Jokowi yang memegang kekuasaan eksekutif dengan dukungan koalisi yang dipimpin oleh PDIP.

"PDIP memiliki basis pemilih tradisional dari kalangan nasionalis, dengan identifikasi pada ideologi Marhaenisme dan wong cilik," lanjut Rudi. Modal sosial tersebut memungkinkan PDIP merebut ceruk suara kaum nasionalis, tanpa perlu asosiasi dengan figur atau ketokohan.

Memang PDIP berkembang dari kubu PDI Megawati semasa Orde Baru, hingga kemudian ditabalkan sebagai partai trah Soekarno. Kebetulan pula Megawati terus-menerus menjabat ketua umum, hingga regenerasi yang memunculkan tokoh baru seperti Puan Maharani.

Baca Juga: Ruhut Sitompul Tanggapi 4 Kandidat Pengganti Anies yang Disiapkan PDIP: 100 Nilainya

"Realitas politik kontemporer menunjukkan kebangkitan tokoh-tokoh PDIP dari luar trah Soekarno, seperti Jokowi, Ganjar Pranowo, dan Tri Rismaharini," Rudi menjelaskan.

Menurut Rudi, baik yang terjadi adalah kesinambungan ataupun perubahan, PDIP tetap memiliki basis sosial yang relatif kuat. Hal demikian sulit diraih oleh partai-partai lain, katakan Gerindra atau Demokrat. Kedua partai tersebut seolah-olah dibentuk untuk mengusung tokoh-tokohnya sebagai calon presiden.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: