Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sekarang Ketahuan Alasan Benjamin Netanyahu Ngebet Baikan sama Arab Saudi: Israel Percaya Soal...

Sekarang Ketahuan Alasan Benjamin Netanyahu Ngebet Baikan sama Arab Saudi: Israel Percaya Soal... Kredit Foto: AP Photo/Oded Balilty
Warta Ekonomi, Yerusalem -

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa mencapai perdamaian dengan Arab Saudi akan mengakhiri konflik Arab-Israel.

Netanyahu menyampaikan pernyataan tersebut dalam pidatonya di Konferensi Keamanan Nasional Hartog di Tel Aviv pada Selasa (22/2/2023) malam, yang juga dihadiri oleh mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan mantan Duta Besar AS untuk Israel David Friedman.

Baca Juga: Serangan Udara Israel Hujani Damaskus, 5 Orang Tewas dan Bangunan Rusak Parah

"Jika kita berada di atas angin, saya pikir kita dapat memperluas lingkaran perdamaian, dan jika kita memperluas lingkaran perdamaian ke Arab Saudi, saya pikir kita akan benar-benar mengakhiri konflik Arab-Israel," kata Netanyahu.

"Ini berarti kita harus bekerja tidak hanya dari dalam ke luar untuk menyelesaikan masalah Palestina," tambahnya, seperti dikutip Anadolu Agency.

"Saya percaya bahwa kita dapat mencapai terobosan jika kepemimpinan Saudi memutuskan bahwa mereka ingin menjadi bagian dari hal tersebut secara resmi. Secara tidak resmi, mereka sudah menjadi bagian," kata Netanyahu.

Perdana Menteri Israel juga mengatakan bahwa perluasan kesepakatan normalisasi antara Israel dan negara-negara Arab akan menjadi perisai terhadap Iran.

Israel adalah musuh bebuyutan Iran di wilayah ini, dan secara teratur menuduh Iran berusaha membangun bom nuklir, sebuah klaim yang dibantah oleh Teheran, yang mengatakan bahwa programnya dirancang untuk tujuan damai.

Belum ada komentar dari Arab Saudi mengenai pernyataan Netanyahu.

Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan menentang normalisasi dengan Tel Aviv sebelum mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Di bawah sponsor AS, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menandatangani perjanjian untuk menormalkan hubungan mereka dengan Israel pada September 2020. Langkah ini kemudian diikuti oleh Sudan dan Maroko.

Sebelum tahun 2020, Israel memiliki dua kesepakatan damai dengan Mesir pada tahun 1979 dan dengan Yordania pada tahun 1994.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: